Museum ini beroperasi sebagai wahana di dalam TGAA. Pengunjung dapat menikmati pengalaman sejarah dengan membeli tiket masuk TGAA yang sudah termasuk akses ke Museum LOTUS, atau melalui tiket khusus museum.
Film berdurasi 5-8 menit ditayangkan secara berkala dalam setiap sesi, memungkinkan wisatawan menyesuaikan waktu kunjungan mereka.
Selain menonton film, pengunjung dapat menikmati fasilitas interaktif seperti Al generative painting, ruang tunggu dengan berbagai informasi sejarah, serta berfoto bersama avatar Al tokoh Konferensi Asia Afrika.
Baca Juga:Sopir Angkot Bandung Jadi Agen Informasi JKN, Dukung Program New REHAB 2.0 Santosa Hospital Bandung Raih Juara 1 Digitalisasi Layanan, BPJS Kesehatan Beri Apresiasi
Kehadiran avatar ini juga menjadi bagian unik dalam seremoni Museum Lotus yang dihadiri perwakilan TGAA, tim Curaweda, mitra akademisi, peneliti sejarah, hingga perwakilan pemerintah daerah.
Kehadiran Museum Lotus diharapkan menjadi warna baru bagi wisata edukasi di Jawa Barat melalui pengalaman yang menggabungkan teknologi terkini dengan warisan sejarah bangsa.
“Museum Lotus membuka ruang baru bagi berbagai kalangan untuk menikmati sejarah dengan cara berbeda. Mulai dari pelajar, wisatawan lokal maupun internasional, peneliti, hingga content creator dapat menemukan pengalaman yang edukatif sekaligus inspiratif di dalamnya. Kehadiran wahana ini juga diharapkan dapat menumbuhkan minat terhadap literasi sejarah, memperkaya wisata edukasi, serta menjadi contoh pemanfaatan teknologi AI dalam pelestarian nilai-nilai sejarah,” tutup Azhar.
