JABAR EKSPRES – Ratusan pedagang Pasar Bogor yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Pasar Bogor (P3B) mendatangi Kantor Balai Kota Bogor di Jalan Ir. H. Djuanda, Kecamatan Bogor Tengah, Selasa (2/9/2025).
Dalam aksinya, para pedagang meminta penundaan pembongkaran Pasar Bogor hingga Idul Fitri, sebelum nantinya mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Ketua P3B, Heryono, mengatakan aksi yang diikuti sekitar 400 pedagang itu berlangsung damai dan tertib. Menurutnya, tujuan utama aksi tersebut adalah memperjuangkan waktu tambahan agar pedagang masih bisa berjualan hingga Lebaran.
Baca Juga:Berikan Pelayanan 80 Jam Non-Stop, Pemkab Bogor Raih Rekor MURI Situasi Kondusif, Sekda Kabupaten Bogor Sebut Mobil Dinas Masih Bisa Digunakan
“Alhamdulillah demo tidak ricuh karena sejak awal kami memang ingin kondusif. Permintaan kami untuk bertahan sampai Idul Fitri juga sudah dikabulkan oleh Pak Wakil Wali Kota,” ujar Heryono saat mengikuti aksi tersebut, Selasa (2/9/2025).
Ia menegaskan, setelah Lebaran nantinya para pedagang berkomitmen untuk mengikuti keputusan pemerintah terkait pembongkaran maupun relokasi.
“Kami sudah sepakat, setelah Idul Fitri tidak ada lagi yang berjualan di lokasi itu. Intinya kami ingin sama-sama menjaga ketertiban dan tidak menimbulkan kegaduhan,” ucapnya.
Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menjelaskan bahwa rencana pembongkaran atau revitalisasi Pasar Bogor hingga kini belum bisa dilaksanakan sepenuhnya karena masih dalam tahap perencanaan. Saat ini, pemerintah tengah menyusun Detail Engineering Design (DED) sekaligus melakukan penilaian aset.
“Proses pembongkaran hari ini masih pada tahap DED dan penilaian. Jadi memang masih ada waktu bagi pedagang untuk melakukan penyesuaian. Mereka juga berkomitmen menjaga kondusivitas Kota Bogor, melindungi keamanan, menjaga kenyamanan, dan setelah Lebaran semua harus clear untuk mendukung pembangunan lima tahun ke depan agar Bogor lebih baik,” ujar Jenal.
Ia juga mengingatkan, selama pedagang masih diberi kesempatan berjualan hingga Idul Fitri, jangan sampai terdapat pihak lain yang memanfaatkan situasi dengan membuka lapak baru.
“Jangan sampai ada pedagang baru atau PKL (pedagang kaki lima) baru yang masuk, karena itu justru akan menimbulkan persoalan baru pada kemudian hari,” tegasnya.
