Menko Airlangga Klaim Ketahanan Ekonomi RI Terjaga, Benarkah?

Menko Airlangga Klaim Ketahanan Ekonomi RI Terjaga, Benarkah?
Menko Airlangga Hartarto (tengah) saat memberikan keterangan dalam Konferensi Pers terkait stabilitasi Pasar Modal Indonesia di Kantor Bursa Efek Indonesia (Senin, 1/9). (Dok. Instagram/airlanggahartarto_official)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, pemerintah mampu menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah kondisi global yang tidak menentu.

Menurutnya, hal itu terlihat dari deflasi bulanan yang berada di angga 0,08 persen pada Agustus 2025. Bahkan, ia mengklaim bahwa strategi yang diterapkan pemerintah saat ini mampu mengendalikan harga.

“Secara bulanan, deflasi Agustus masih dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas pangan. Beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi ini antara lain tomat dan cabai rawit,” ujarnya, dikutip Selasa (2/9/2025).

Baca Juga:Sri Mulyani Janji Evaluasi Usai Aksi Penjarahan, Benarkah?Ketua Komisi XI Usulkan Penurunan PPN, Demi Tingkatkan Konsumsi Masyarakat?

Melimpahnya pasokan akibat adanya panen raya, lanjut dia, dapat mendorong penurunan harga komoditas-komoditas tersebut.

Seluruh pencapaian tersebut, kata dia, tidak luput dari kerja Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) yang berjalan efektif. Akibatnya, daya beli masyarakat tetap terjaga meskipun kondisi global masih diliputi ketidakpastian.

Selain itu, ia menyebut bahwa turunnya harga bensin nonsubsidi serta tarif angkutan udara dalam program diskon tiket pesawat memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-80 RI, turut menopang penurunan inflasi.

Kebijakan tersebut, lanjut dia, terbukti efektif menjaga faya beli serta meningkatkan mobilitas masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2025 mengalami deflasi 0,08 persen (mtm) dengan inflasi tahunan 2,31 persen (yoy), masih dalam rentang sasaran 2,5±1 persen.

Inflasi inti tercatat naik tipis 0,06 persen (mtm) dan 2,17 persen (yoy), menandakan daya beli masyarakat relatif stabil. Sementara inflasi pangan bergejolak (volatile food/VF) turun 0,61 persen (mtm), sejalan dengan target pemerintah menjaga inflasi VF di kisaran 3-5 persen.

Di samping itu, ia memastikan bahwa pemerintah terus menekan risiko kenaikan harga beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHHP), dengan target penyaluran 1,3 juta ton hingga akhir tahun.

Baca Juga:Uya Kuya hingga Eko Patrio Mundur dari DPR RI?Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Resmi Dipecat NasDem! 

“Untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian, akses pembiayaan melalui KUR sektor pertanian dan Kredit Usaha Alsintan akan terus dioptimalkan, per Agustus jumlah yang telah disalurkan Rp60,93 triliun dari total alokasi sebesar Rp287,47 triliun,” tutur Airlangga.

Menko juga menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga daya beli masyarakat melalui stimulus ekonomi, termasuk melanjutkan program diskon transportasi pada periode Natal dan Tahun Baru.

0 Komentar