Panen Cabai Gagal Gegara Limbah Ayam, Petani Cipatat Tuntut Ganti Rugi

Panen Cabai Gagal Gegara Limbah Ayam, Petani Cipatat Tuntut Ganti Rugi
Seorang petani di Cipatat menatap lahan cabai garapannya yang rusak akibat tercemar limbah kotoran ayam. Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Sejumlah petani penggarap di kawasan Perumahan Bumi Indah Parahyangan (BIP), Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjerit akibat dampak limbah kotoran ayam dari kandang ternak yang meluber ke lahan pertanian mereka.

Entis (55), salah seorang petani penggarap di BIP, mengaku mengalami kerugian besar setelah lahan cabai seluas setengah hektar yang digarapnya rusak akibat tercemar limbah.

“Iya rugi, kerugian besar masih dihitung. Ya saya mah meminta diganti rugi saja sama pengelola ayam itu. Hasil tani cengek lagi bagus-bagusnya malah kelimpahan kotoran ternak ayam. Bukan bagus malah rusak dan mati,” ungkap Entis, saat dikonfirmasi (1/9/2025).

Baca Juga:Bandung Barat Siaga 1, TNI-Polri Dikerahkan Jelang Aksi Unjuk RasaBakal Dihadiri 400 Peserta, Anugerah Penyiaran KPID Jawa Barat ke-18 Siap Digelar di Bandung

Menurut Entis, dari setengah hektar lahan cabai yang digarap, hanya seperempat hasil panen yang bisa diselamatkan. Selain itu, ia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar orang membuka saluran agar limbah tidak semakin menumpuk.

“Sebetulnya ini tanah Perumahan BIP. Daripada dibiarkan, saya garap buat pertanian. Buka lahan saja habis Rp10 juta. Sekarang kena limbah, malah jadi buntung,” keluhnya.

Keluhan warga tidak hanya soal kerugian petani, tetapi juga dampak lingkungan yang lebih luas. Limbah kotoran ayam disebut mengalir ke Sungai Cimeta, menimbulkan bau menyengat, serta memicu serbuan lalat ke rumah-rumah warga Perumahan BIP.

“Hingga kini, belum ada langkah nyata dari pihak pengelola kandang ayam untuk menangani persoalan tersebut, apalagi memberikan kompensasi kepada petani yang terdampak,” imbuhnya.

Terpisah Camat Cipatat, Sulaena Faisal, yang turun langsung meninjau lokasi pada Jumat (29/8/2025) lalu, membenarkan adanya persoalan serius di lapangan.

“Memang setelah dicek, apa yang muncul dalam keluhan warga itu benar adanya. Limbah peternakan memang mengganggu dan berdampak pada lahan sekitar,” ujarnya.

Namun Faisal hanya menjanjikan akan menggelar musyawarah dengan pihak-pihak terkait.

“Kami akan segera mengambil langkah, nanti semua pihak terkait akan kami undang dalam rangka mencari penyelesaiannya,” kata Faisal.

Baca Juga:Lakukan Patroli Bersama, Bupati Bandung Pastikan Kabupaten Bandung Aman dan KondusifNama Joey Pelupessy dan Asnawi Mangkualam Tak Ada pada Skuad Persib Bandung, Gagal Bergabung?

Ia bahkan menyebut persoalan ini bisa dijadikan momentum untuk merancang model kerja sama antara warga dan peternak, misalnya melalui pola plasma.

0 Komentar