JABAR EKSPRES – Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahaya yang mengintai di zona Sesar Lembang. Tidak sedikit yang menganggap informasi ini sekadar hoaks atau konten menakut-nakuti. Padahal, informasi tentang Sesar Lembang telah lama diungkap oleh BMKG dan BRIN, bahkan penelitian mengenai sesar ini sudah dilakukan sejak masa kolonial Belanda.
Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan kekuatan 6 hingga 7 magnitudo. Sebagai perbandingan, gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 saja sudah menimbulkan kerusakan yang parah. Maka, potensi kerusakan akibat gempa dari Sesar Lembang bisa berkali-kali lipat lebih dahsyat. Dampaknya pun tidak hanya dirasakan di Kota Bandung, tetapi juga di Cimahi, Padalarang, hingga Jatinangor.
Sesar Lembang pertama kali diperkenalkan oleh ahli geologi asal Belanda, Reyold Willam van Bemmelen, dalam bukunya Geology of Indonesia pada tahun 1940-an. Bayangkan, sejak puluhan tahun lalu para ilmuwan sudah meneliti tentang sesar ini, sementara hingga kini masih ada yang menganggapnya sekadar isu belaka.
Baca Juga:10 Game Android Terbaru 2025 Paling Seru, Ringan, dan Wajib DicobaGagal Bayar Pinjol? Ketahui Hak Hukum Anda agar Tidak Ditipu Oknum
Sesar Lembang memiliki panjang sekitar 29 kilometer, membentang dari wilayah utara Bandung, Padalarang, hingga Jatinangor. Lokasinya pun cukup mudah dikenali. Bahkan tanpa berkunjung langsung ke Lembang atau Dago, garis utama sesar ini sudah bisa terlihat secara virtual melalui Google Maps.
BMKG dan BRIN sering memberikan himbauan terkait potensi bahaya Sesar Lembang. Tujuannya bukan untuk menakut-nakuti, melainkan agar masyarakat lebih waspada dan menyiapkan langkah mitigasi bencana sejak dini. Di kawasan Gunung Batu, Lembang, BMKG bahkan menempatkan sensor pergerakan tanah untuk memantau aktivitas sesar secara real time, sehingga langkah mitigasi dapat segera dilakukan jika terjadi pergerakan.
Kita memang tidak pernah tahu kapan Sesar Lembang akan kembali aktif dan menimbulkan gempa bumi. Namun, dengan mitigasi yang tepat sejak awal, risiko kerusakan dan korban jiwa dapat diminimalisir.
Hal ini penting diperhatikan karena pusat kota seperti Bandung, Cimahi, dan Padalarang berada sangat dekat dengan garis utama Sesar Lembang. Selain itu, daerah sepanjang sesar seperti Lembang dan Dago kini telah berubah menjadi kawasan permukiman padat dan destinasi wisata yang ramai.
