Kebijakan Pro Petani, Mentan Klaim Harga Gabah Naik dan Akses Pupuk Subsidi Meningkat 

Kebijakan Pro Petani, Mentan Klaim Harga Gabah Naik dan Akses Pupuk Subsidi Meningkat 
Ilustrasi petani sedang panen padi di sawah. (Dox. Pixabay)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Di tengah semangat peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, para petani di berbagai penjuru tanah air mulai merasakan arti kemerdekaan yang lebih nyata, terbebas dari tekanan harga panen rendah dan keterbatasan akses terhadap sarana produksi pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah terus menjalankan kebijakan pro petani, mulai penyesuaian harga gabah, akses pupuk subsidi, hingga bantuan alat dan mesin pertanian demi memperkuat katahanan pangan nasional.

“Kebijakan ini merupakan wujud nyata keberpihakan Presiden terhadap kesejahteraan petani Indonesia,” kata Mentan dikutip dari ANTARA, Selasa (19/8).

Baca Juga:Kebakaran Hebat Landa Sebuah Rumah di Lengkong Kota Bandung, Warga Panik Selamatkan DiriSoal Diskon Tarif Listrik, Pemerintah Masih Lakukan Pengkajian 

Ia juga menyampaikan kebijakan dan bantuan pertanian akan terus dijalankan sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap sektor pangan dan para petani di dalam negeri.

“Dengan langkah dan upaya berpihak pada petani ini, kita optimistis dapat mewujudkan swasembada pangan dan meningkat kesejahteraan petani. Momentum HUT (Hari Ulang Tahun) ke-80 RI kita jadikan lompatan besar swasembada pangan,” kata Mentan.

Awal 2025, petani masih menghadapi harga gabah Rp6.000/kg, di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kondisi ini mengingatkan pada masa-masa sulit saat harga jatuh hingga Rp4.500/kg saat panen raya.

Situasi ini pun berubah setelah Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang pengadaan dan pengelolaan gabah/beras dalam negara. Kebijkan ini menjaga harga gabah tetap stabil sekaligus menjamin ketersedaan beras di pasar.

Jarwanto, seorang petani di Jawa Tengah, mengatakan harga gabah basah sudah bisa Rp7.500 per kg, sehingga bisa lebih menguntungkan petani.

Stabilitas harga juga dirasakan pada komoditas jagung, sebelumnya harga standar hanya Rp5.500 per kg, kini bisa mencapai Rp5.800 per kg.

Menurut Jarwanto, kenaikan tersebut membuat petani jadi lebih semangat dan optimis. Selain harga, pemerintah juga memperkuat dukungan melalui bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) setra pupuk bersubsidi.

Baca Juga:Pemerintah Perluas Akses Perumahan untuk Buruh, Kuota Rumah Subsidi Naik Jadi 50 Ribu UnitAhmad Luthfi: Situasi Pati Sudah Kondusif, Pelayanan Publik Dipastikan Berjalan Lancar

“Kalau dulu satu hektare hanya bisa panen lima-enam ton, sekarang bisa tujuh ton karena pompa air, kultivator, dan saluran irigasi semakin baik,” jelasnya.

0 Komentar