“Jika mereka tetap di sini setelah bursa transfer tutup, mereka akan kami perlakukan secara adil. Namun saat ini, saya fokus pada mereka yang ingin bertahan,” tegasnya.
Tanpa agenda kompetisi Eropa musim ini, Amorim lebih memilih skuad ramping yang efisien dan memiliki komitmen tinggi.
Bahkan pemain incarannya, seperti Viktor Gyokeres, tak didekati karena tidak menunjukkan ketertarikan kuat untuk bergabung.
Baca Juga:Cegah Disinformasi, Pemkot Cimahi Perkuat Peran Strategis KIMSoloraya Great Sale Menuai Sukses, Ahmad Luthfi Dijuluki Bapak Inisiator Aglomerasi
“Kami hanya ingin pemain yang percaya pada filosofi klub ini. Bukan karena saya,” ujar Amorim.
Sang pelatih juga menekankan bahwa proyek ini bukan sekadar tentang dirinya. Dalam pembicaraan dengan rekrutan baru Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha, ia menegaskan pentingnya mereka datang bukan karena figur manajer, tetapi karena visi klub secara keseluruhan.
Hubungan Amorim dengan pemilik minoritas Sir Jim Ratcliffe pun berlangsung positif. Ia menyebut Ratcliffe sebagai sosok yang tegas dan terbuka terhadap diskusi.
“Selama kita bicara jujur dan masuk akal, semua akan berjalan lancar,” katanya.
Meski Manchester United belum kembali ke kompetisi Eropa, Amorim yakin klub berada di jalur yang tepat. Ia menilai United memiliki semua elemen untuk kembali berjaya, mulai dari sejarah, basis suporter, hingga sumber daya finansial. Namun, semua itu tidak akan berarti tanpa budaya yang kuat.
“Kami sedang membangun ulang identitas klub. Jika itu berhasil, saya yakin kami akan kembali ke tempat yang seharusnya,” tuturnya.
