JABAR EKSPRES – Orang tua penyandang disabilitas di Cimahi berharap pemerintah serius fasilitasi pelatihan wirausaha, menyusul minimnya peluang kerja di sektor umum.
Minimnya lapangan kerja bagi penyandang disabilitas di Cimahi membuat orang tua murid di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Citeureup angkat bicara.
Mereka berharap ada perhatian serius dari pemerintah dalam hal fasilitasi wirausaha bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Baca Juga:Bersolek Jelang HUT RI, Gang Karangsari Padalarang Jadi Galeri Mural WargaBantu Kendalikan Inflasi, 3.200 Ton Beras Disalurkan ke 160 Ribu Warga Bandung Barat
Sriwaljati (58), warga Cibeureum, Kota Bandung, mengaku bersyukur atas kehadiran Anggota Komisi VIII DPR RI Atalia Praratya ke SLBN A Cimahi pada Senin 4 Agustus 2025.
Ia menilai, kehadiran Atalia memberikan harapan baru bagi masa depan penyandang disabilitas di wilayahnya.
“Alhamdulillah, kita masih dihargai oleh Ibu Atalia sebagai Anggota DPR RI. Mudah-mudahan disabilitas di Bandung, khususnya Cimahi bisa buka kewirausahaan sendiri,” ucap Sriwaljati pada Jabar Ekspres.
Namun, Sriwaljati tak menampik bahwa selama ini masih banyak kendala yang dihadapi oleh anak-anak disabilitas untuk mendapatkan akses pekerjaan ataupun merintis usaha.
“Ada sih, banyak kendalanya. Kan namanya juga sekolah luar biasa. Itu perlu perhatian khusus dari kedua orang tua maupun dari guru-guru yang lain,” tuturnya.
Anak Sriwaljati saat ini belum bekerja. Aktivitasnya sehari-hari masih berkutat di rumah, melakukan terapi, mengaji, dan membantu pekerjaan domestik.
“Untuk sekarang ini belum. Kegiatannya biasanya ngaji, terapi, bantu-bantu di rumah,” jelasnya.
Baca Juga:Kabupaten Bandung Kian Bedas! Big Data dan Dashboard Pimpinan Resmi DiluncurkanRamai Pengibaran Bendera Bajak Laut One Piece Jelang 17 Agustus, Pemkot Bandung Siap Tindak Tegas
Ia mengakui, sejauh ini belum pernah mencoba melamar pekerjaan untuk anaknya karena keterbatasan kesempatan bagi penyandang disabilitas.
“Kendalanya sih banyak. Kalau di umum, perusahaan yang khusus keizabilitas itu, kalau di Jawa Barat yang saya tahu belum ada. Dan kalau anak-anak kayak gini kan, usahanya juga kurang cekatan. Beda sama anak-anak umum lainnya,” imbuhnya.
Karena itu, menurutnya, jalur wirausaha adalah opsi realistis yang bisa ditekuni oleh anak-anak disabilitas. Namun, jalur itu pun tak mudah jika tak didukung pemerintah.
“Saya sih berharap pemerintah, khususnya Jawa Barat, mengadakan usaha khusus untuk menyandang disabilitas. Agar semua anak-anak berkebutuhan khusus bisa mengeluarkan bakatnya masing-masing. Bisa berguna untuk usaha, bangsa, dan kedua orang tuanya,” tuturnya penuh harap.
