Ia menambahkan bahwa kebutuhan anggaran untuk pembangunan di Kota Banjar saat ini sangat tinggi, termasuk untuk perbaikan berbagai infrastruktur dasar lain, terutama jalan, sehingga alokasi anggaran menjadi tantangan tersendiri.
Direktur Perumda Tirta Anom Kota Banjar, E. Fitrah Nurkamilah, memaparkan kondisi teknis yang memprihatinkan. Menurutnya, panjang total pipa jalur utama yang kondisinya sudah sangat kritis dan mendesak untuk diganti mencapai kurang lebih 21 kilometer.
“Kondisi pipa utama yang sudah sangat tua dan lapuk menjadi sumber masalah utama operasional kami di lapangan,” jelas Fitrah.
Baca Juga:Klaim Bandung Bebas dari Peredaran Beras Oplosan, Farhan: Tidak Ada Temuan!Identitas Anak Bandung Diakui Negara, 52 Ribu KIA Dibagikan Sekaligus
Kebocoran terjadi hampir di mana-mana dan sangat sering. Setiap kebocoran tidak hanya menyebabkan pemborosan air yang signifikan, tetapi juga mengganggu kontinuitas pasokan air ke pelanggan dan memerlukan biaya perbaikan yang terus berulang.
“Kami kesulitan memaksimalkan pelayanan, termasuk dalam menambah jumlah Sambungan Rumah (SR) pelanggan baru,” tambah Fitrah.
Dampak langsung dari infrastruktur pipa yang buruk ini sangat dirasakan masyarakat. Gangguan pasokan air yang kerap terjadi, tekanan air yang lemah, dan potensi penurunan kualitas air akibat masuknya kontaminan saat terjadi kebocoran atau perbaikan, menjadi keluhan umum.
“Selain itu, kondisi infrastruktur yang sudah rapuh ini juga membatasi kemampuan Perumdam untuk memperluas jaringan pelayanan,” kata Fitrah.
Kebutuhan dana Rp63 miliar untuk mengganti 21 kilometer pipa tua tersebut mencerminkan besarnya tantangan infrastruktur air minum di Kota Banjar.
Revitalisasi ini bukan sekadar penggantian aset fisik, melainkan investasi penting untuk menjamin hak dasar warga atas air bersih, meningkatkan kualitas hidup, dan mendukung pembangunan kota secara berkelanjutan.
“Tanpa revitalisasi pipa utama terlebih dahulu, upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan dan menambah pelanggan akan sangat terhambat. Pipa utama yang baru dan kokoh adalah prasyarat dasar untuk pengembangan jaringan distribusi yang lebih luas dan andal,” pungkas Fitrah menekankan urgensi proyek tersebut. (CEP)
Reporter: Cecep Herdi
