Tak Cuma Perempuan, Anak Lelaki Juga Jadi Target Kekerasan! Ini Langkah Taktis Pemkot Cimahi

Tak Cuma Perempuan, Anak Lelaki Juga Jadi Target Kekerasan! Ini Langkah Taktis Pemkot Cimahi
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana dalam Puncak Peringatan Hari Anak Nasional dan Hari Keluarga Nasional di Techno Park Cimahi (mong)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi menegaskan pentingnya kedisiplinan dan pengawasan dalam mendidik anak-anak di tengah maraknya kasus kekerasan seksual yang masih mendominasi.

Peringatan puncak Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang digelar di Lapangan Techno Park, Selasa (29/7), menjadi momen reflektif untuk memperkuat peran keluarga, sekolah, dan pemerintah dalam melindungi generasi muda.

Lebih dari 500 siswa-siswi dari berbagai sekolah di Kota Cimahi turut serta dalam acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) bersama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Baca Juga:Sidak Beras Oplosan di Sejumlah Ritel, Satgas Pangan Polda Jabar Temukan Bahan Pokok Tak Miliki Izin EdarPameran Nasional, Ratusan Pusaka Dipajang di Museum Sri Baduga

Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, dalam sambutannya menekankan pentingnya kedisiplinan sejak dini untuk membentengi anak-anak dari berbagai pengaruh negatif. Ia menyoroti kasus kekerasan terhadap anak yang kini banyak terjadi, baik di ruang digital maupun dalam kehidupan sehari-hari.

“Disiplin pulang maupun disiplin masuk sekolah. Kemudian jam 9 malam harus sudah ada di rumah, tidak boleh ke mana-mana, belajar di rumah. Masuk jam 6.30 ya kita berangkat, 6.30 harus sudah ada di sekolah,” tegas Ngatiyana kepada awak media di lokasi.

Menurutnya, pendidikan kedisiplinan ini merupakan fondasi penting untuk masa depan anak-anak. Ia menambahkan bahwa anak-anak perlu dibiasakan menata waktu sejak pagi, mulai pukul 06.30, sebagai bentuk internalisasi nilai tanggung jawab.

“Itu adalah menandakan kedisiplinan sudah masuk di dalam sanubarinya,” ujar Ngatiyana.

Tak hanya soal kedisiplinan waktu, Ngatiyana juga menyoroti pentingnya peran orang tua dan guru dalam membatasi penggunaan media sosial dan gawai di kalangan anak. Ia memperingatkan bahaya laten dari penggunaan handphone yang tidak terkontrol, terutama di malam hari.

“Karena itu akan berpengaruh juga, sehingga harus perlu diwaspadai juga. Jangan terlalu terlena anak-anak kita ini. Harus kita cek. Jangan sampai kalau malam hari menggunakan handphone sampai malam dan orang tua tidak tahu,” jelasnya.

Ngatiyana menekankan, penggunaan gawai yang berlebihan bukan hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga pada perkembangan psikologis dan moral.

0 Komentar