JABAR EKSPRES – Di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, suara mesin jahit kini bersahut-sahutan dengan semangat para peserta pelatihan.
Di aula sederhana yang biasanya sepi, kini 30 pasang tangan sibuk mengukur, memotong, dan menjahit.
Pelatihan menjahit kemeja kantor ini bukan sekadar kursus keterampilan—ini adalah pintu harapan menuju masa depan yang lebih mandiri.
Baca Juga:Tinggi Tower Masjid Raya Kabupaten Bogor Ditetapkan 100 Meter, Bukan 96 MeterSunatan Eksklusif Gratis Berjalan Lancar, Billy Martasandy: Semoga Memberikan Nilai Kemanfaatan
Program ini lahir dari kepedulian terhadap tingginya angka pengangguran di Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan data BPS, meski 62,88 persen penduduk berada pada usia produktif, masih ada 6,94 persen yang belum bekerja.
Melihat potensi itu, Yayasan Bina Siswa Indonesia menggandeng Rumah Zakat, Kojo Garmen, dan Saddan Konveksi untuk meluncurkan program pelatihan yang sederhana namun berdampak nyata: keterampilan menjahit dengan jaminan kesempatan kerja.
Dari Jahitan ke Kesempatan
“Bukan cuma belajar, kami ingin mereka yang serius bisa langsung bekerja,” ujar Faizal Nursodik, S.AB, Ketua Yayasan Bina Siswa Indonesia sekaligus pemilik Kojo Garmen. Ia menegaskan, lulusan pelatihan akan diserap langsung oleh perusahaannya maupun mitra konveksi.
Antusiasme pun membuncah. Dari lebih 150 pendaftar, hanya 30 peserta yang lolos seleksi. Mereka datang dari berbagai daerah—Cirebon, Bandung, hingga pelosok Sumedang—semuanya membawa satu hal: harapan untuk masa depan.
Kepala Desa Haurngombong, Dadang, S.Pd, menyambut hangat inisiatif ini. “Ini bukan sekadar pelatihan menjahit. Ini menciptakan peluang hidup baru,” katanya dengan mata berbinar, menatap para peserta yang penuh semangat.
Sinergi Lintas Pihak
Dukungan datang dari berbagai pihak. Suparman, S.Sos, Kepala Bidang Perekonomian Kecamatan Pamulihan, menyebut program ini sebagai jembatan konkret menuju kemandirian warga. Sementara itu, Cecep Lubis Hidayatulloh dari Rumah Zakat menegaskan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari ekosistem pemberdayaan jangka panjang.
Baca Juga:Ramai Warga Berfoto di Tugu Helikopter, Pemkab Bogor Jelaskan Alasan Tidak Sediakan ParkirTugu Helikopter Resmi Jadi Ikon Bogor, Pemkab Ajak Warga Ikut Menjaga
“Kami ingin ini berlanjut, ada penyerapan kerja, penguatan ekonomi lokal, dan keberlanjutan,” ujarnya.
Kontribusi nyata juga datang dari Dadan Sutardi, S.T, pemilik Saddan Konveksi, yang menyatakan kesiapan perusahaannya menampung lulusan pelatihan. “Kami butuh tenaga yang terampil dan siap pakai. Mereka adalah masa depan industri kami,” tegasnya.
