Dengan itu, Saepuloh menggaungkan istighosah berjamaah sebagai bentuk perlawanan spiritual. Kebijakan KDM dia menilai, menghancurkan marwah pesantren dan sekolah swasta. “Kami baru saja selesai menyelenggarakan rakor yang memang ada usulan agar istighosah berjamaah sebagai bentuk protes terhadap kebijakan KDM. Rencananya akan digelar di Gedung Sate, ya bentuknya seperti aksi demonstrasi nantinya,” imbuh Saepuloh saat dikonfirmasi Jabar Ekspres melalui telepon selulernya, Jumat sore kemarin.
Prof Yusuf, pengurus PWNU Jabar, menyoroti skandal etik KDM yang memalukan. “Hajatan anak KDM dan Wakil Bupati Garut yang dikemas sebagai ‘makan gratis’ berujung tragedi dengan korban jiwa. Ketika dikritik, KDM justru membungkam pengkritik dengan buzzer bayaran. Ini bukan hanya pelanggaran etika, tapi penyalahgunaan kekuasaan yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan rakyat!” tegasnya.
Rapat yang dihadiri pengurus PWNU, PCNU kabupaten/kota, serta pimpinan lembaga dan badan otonom NU se-Jabar ini berlangsung dalam suasana khidmat namun penuh gelora. Tekad kuat NU untuk melawan kebijakan KDM yang dinilai zalim terpancar jelas, baik melalui istighosah berjamaah sebagai wujud perlawanan spiritual maupun langkah konstitusional dengan mendesak DPRD untuk mengoreksi kebijakan tersebut. (tur)
