Misteri Sapi Bunting Mati di Lembang: Peternak Resah, Penyakit Aneh Belum Terpecahkan

Peternak Lembang Resah, Sapi Bunting Satu Persatu Tewas Terkena Penyakit Aneh
Sapi betina di Lembang, Bandung Barat satu persatu mati terserang penyakit baru. Dok istimewa
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Para peternak sapi perah di Kampung Pojok Girang, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kini tengah dilanda keresahan.

Pasalnya, dalam tiga bulan terakhir, sebanyak 16 ekor sapi betina yang sedang bunting mati secara beruntun akibat serangan penyakit misterius.

Penyakit ini menimbulkan gejala yang tak biasa dan berbeda dari penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sempat mewabah sebelumnya.

Baca Juga:Wisata Edukasi Tak Boleh Tergusur Kebijakan, Ini Kata Kadis Pariwisata KBBRevitalisasi atau Ekspansi Industri? Walhi Jabar Tolak Pelepasan Hutan Lindung di Pesisir Utara

Gejalanya antara lain kaki bengkak, produksi susu yang berhenti, hingga kerusakan parah pada organ dalam seperti jantung, limpa, dan paru-paru.

“Ciri-cirinya kaki sapi bengkak, air susunya gak keluar. Setelah daging sapi dibelah, organ dalamnya bermasalah, jantungnya bengkak, penyakitnya menyerang limpa dan paru-paru,” ungkap Enok (50), salah satu peternak lokal, saat ditemui pada Jumat (25/7/2025).

Enok sendiri harus kehilangan satu ekor sapi betina. Yang lebih mengkhawatirkan, anak sapi yang baru dilahirkan dari indukan tersebut juga menunjukkan gejala kejang-kejang tak lama setelah lahir.

“Induk sapi ambruk setelah melahirkan, sedangkan anaknya tiba-tiba kejang,” tuturnya.

Ia juga menambahkan bahwa penyakit ini tampaknya hanya menyerang sapi betina yang sedang bunting. Kasus terakhir terjadi beberapa hari lalu dan menimpa sapi milik tetangganya.

Akibat tingginya angka kematian dan belum adanya kepastian penyebab penyakit, sebagian peternak mulai mengambil langkah drastis.

Beberapa memilih menjual sapi mereka ke rumah pemotongan hewan dengan harga murah, sementara yang lain langsung mengubur sapi yang mati untuk mencegah penyebaran penyakit.

Baca Juga:Alexander Isak Ingin Hengkang, Liverpool Pantau Situasi di Tengah Drama NewcastleAda Perbaikan, Jembatan Dayeuhkolot Sisi Kiri Ditutup hingga Awal September!

“Kasus kematian sapi ini sudah dilaporkan ke mantri, korwil hingga koperasi susu namun belum direspons,” keluhnya.

Meski beberapa sapi yang sakit telah diberi perawatan, lanjut Enok, kondisi mereka terus memburuk hingga akhirnya mati. Dirinya berharap ada penanganan serius dari pihak terkait sebelum penyakit ini menyebar lebih luas.

“Kematiannya tidak secara mendadak, biasanya setelah terlihat ada gejala, baru dua hari kemudian mati,” tandasnya. (Wit)

Reporter: Suwitno

0 Komentar