7 Jenis Batu Akik yang Dipakai Ulama: Makna Spiritual dan Asal-Usulnya

Batu Akik yang Dipakai Ulama
Batu Akik yang Dipakai Ulama
0 Komentar

Sebagian ulama meyakini bahwa batu ini mampu memberikan perlindungan dari energi negatif, memperkuat doa, bahkan mempermudah datangnya rezeki. Di Timur Tengah dan Iran, batu pirus dipercaya mampu melindungi dari sihir, fitnah, dan mata jahat.

Ulama sufi dan para wali mengenakan batu ini sebagai bentuk perlindungan gaib dan simbol keberanian dalam menyampaikan dakwah. Di Jawa, para kiai sepuh kerap memakai batu pirus sebagai penolak bala, khususnya terhadap niat buruk dari orang lain. Dalam tradisi pesantren lama, batu pirus juga dikenal sebagai “batu pembuka jalan dakwah.”

  1. Batu Giok (Jade)

Batu giok berasal dari Myanmar dan Tiongkok. Warna umumnya hijau lembut hingga hijau tua. Teksturnya licin dan terasa dingin saat disentuh.

Baca Juga:10 Batu Safir Termahal di Dunia yang Pernah DilelangFakta Mengejutkan di Balik Janji 19 Juta Lapangan Kerja

Dalam tradisi keulamaan, batu giok lebih dikaitkan dengan keberkahan daripada khasiat medis atau mistis. Ada kepercayaan bahwa giok membawa keberuntungan, energi positif, serta perlindungan. Namun, dalam ajaran Islam, keyakinan semacam itu harus disikapi dengan hati-hati. Para ulama menekankan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah, dan batu hanyalah sarana, bukan penyebab utama. Jika keyakinan pada benda dianggap mutlak, maka itu termasuk dalam syirik.

Di budaya Tiongkok dan Kalimantan, giok dikenal sebagai batu penyeimbang energi tubuh. Beberapa ulama di Kalimantan dan Sumatra Barat menggunakan batu ini untuk menjaga kesehatan fisik agar kuat menjalani ibadah-ibadah berat seperti tirakat, wirid panjang, atau puasa sunah. Giok juga diyakini mampu menstabilkan emosi, menjadikannya cocok bagi para pemimpin umat agar tetap sabar dan bijaksana dalam membimbing masyarakat.

  1. Batu Badar Besi

Batu badar besi berasal dari wilayah Indonesia, terutama Kalimantan dan Sulawesi. Ciri fisiknya berwarna hitam keperakan, memiliki berat yang khas, dan kadang mampu menarik magnet karena kandungan logamnya.

Batu ini dipercaya memiliki energi positif yang mampu menangkal energi negatif, serangan gaib, atau bahkan mendatangkan keberkahan. Meski demikian, penting untuk diingat bahwa kepercayaan ini bersifat spiritual dan tidak memiliki dasar ilmiah.

Di kalangan kiai dan guru tarekat di Jawa, badar besi kerap digunakan sebagai sarana perlindungan batiniah, terutama saat bertirakat atau melakukan rukiah. Batu ini juga diyakini sebagai penolak santet dan sihir, serta digunakan oleh para pendekar pesantren untuk memperkuat kekuatan batin.

0 Komentar