Drainase Mangkrak Bikin Warga Rancaekek Emosi, Spanduk Protes di Mana-Mana!

Penampakan jembatan kayu untuk menyebrangi saluran air akibat mangkraknya proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. (Yanuar/Jabar Ekspres)
Penampakan jembatan kayu untuk menyebrangi saluran air akibat mangkraknya proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Mangkraknya proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung masih belum ada titik terang baik terkait berapa anggaran yang dikeluarkan hingga kapan diselesaikan.

Diketahui, proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, tepatnya wilayah RW09 dan RW22 Desa Rancaekekwetan itu, digarap sejak awal Maret 2025 lalu, namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias mangkrak terbengkalai.

Wakil Bupati Bandung, Ali Syakieb mengatakan, dirinya baru akan melakukan penelusuran, mengenai faktor apa yang membuat proyek normalisasi drainase tersebut mangkrak.

Baca Juga:Nama Bandung Barat Sulit Dibranding, DPRD Usul Ganti dengan Nama IniKabupaten Bogor Tetapkan Cimande dan Kampung Urug Jadi Desa Wisata, Bupati Gaspol Benahi Jalan!

“Nah itu harus saya cari tahu dulu, yang masalah mangkraknya apakah karena perubahan atau lainnya,” katanya, Jumat (20/6).

Ali sempat memastikan, titik proyek normalisasi drainase tersebut posisinya berada di mana. Setelah disampaikan, dirinya pun mengaku akan berkoordinasi dulu dengan Bupati Bandung, Dadang Supriatna.

“Entar saya cari tahu, di daerah Rancaekek yak. Jadi kalau sekarang saya mungkin belum bisa berkomentar atau berstetmen lebih jauh lagi terkait masalah itu,” bebernya.

Diketahui, sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda proyek diselesaikan, saluran air dibiarkan terbuka dan puluhan warga terdampak pun kini kian menjerit mendesak agar penyelesaian cepat direalisasikan.

Puluhan warga kini masih menggunakan jembatan darurat dari kayu untuk menuju kios, toko, rumah dan pemukiman karena jembatan cor telah dibongkar.

Adapun di lokasi proyek normalisasi drainase tersebut, panjangnya mencapai 400 meter. Saluran air yang terbuka itu dihiasi spanduk-spanduk keluhan dan protes warga.

Bahkan, sekira 40 warga yang mengais rezeki khususnya di pinggir jalan terkena imbas, akibat adanya proyek yang mangkrak.

Baca Juga:Banjar Kota ‘Ripuh’! Pemkot Genjot Pendapatan Setengah MatiPeringati HUT ke-24 Cimahi, Wali Kota: Saatnya ASN Bangun Semangat Baru

Dampak tersebut, terjadi dikarenakan jembatan di atas drainase menuju kios dan toko telah dibongkar, sedangkan perbaikan tak kunjung ada lanjutan.

Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, proyek yang katanya akan menormalisasi drainase, baru sebatas mengbongkar jembatan-jembatan di atas saluran air baik ke toko, kios, bengkel, material, rumah di pinggir jalan atau pun akses masuk menuju gang pemukiman.

Akibat jembatan di atas drainse telah dibongkar akses ke kios, toko, bengkel, rumah dan ke geng terganggu. Akhirnya warga membangun jembatan darutat dengan kayu.

0 Komentar