JABAR EKSPRES – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Bandung Barat ke-18 menjadi ruang refleksi sekaligus deklarasi tekad baru.
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail menegaskan bahwa usia 18 adalah masa transisi yang ideal memperkuat fondasi pembangunan berbasis nilai luhur, dan semangat keberlanjutan.
“Usia 18 tahun bukan lagi usia yang muda, tetapi juga belum tua. Ini adalah masa peneguhan jati diri dan arah ke depan,” ucap Jeje di Ngamprah.
Baca Juga:Adhitia Yudistira Ancam Bongkar Bangunan Liar di Bantaran Sungai Cigugur yang Kembali KotorMemanas! Kuasa Hukum Ridwan Kamil Gugat Balik Lisa Mariana Rp100 Miliar
Sekedar diketahui, Kabupaten Bandung Barat resmi berdiri pada 2007, lahir dari niat luhur mempercepat pembangunan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Namun dibalik itu, Jeje mengakui bahwa wilayah ini masih dipandang sebagai daerah tertinggal. Kini, tantangannya telah bergeser bukan lagi sekadar bertahan, tetapi bergerak maju dengan terukur dan berkelanjutan.
“Kabupaten ini adalah warisan dari para tokoh dan pejuang yang mengorbankan tenaga, pikiran, bahkan air mata. Kita tidak boleh berhenti hanya pada menjaga eksistensinya, tapi juga memastikan kemajuannya,” tegas Jeje.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa arah pembangunan Bandung Barat akan terus ditopang oleh semboyan “Wibawa Mukti Kerta Raharja” sebuah filosofi lokal yang tidak hanya menjadi identitas, tetapi juga peta jalan pembangunan berakar nilai.
Makna Semboyan: Membangun dengan Martabat dan Kesejahteraan
“Wibawa Mukti” menurut Jeje menggambarkan tekad kuat menata kehidupan masyarakat secara bermartabat. Sementara “Kerta Raharja” merujuk pada kondisi ideal yang didambakan: kehidupan yang sejahtera lahir dan batin dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa.
“Ini bukan hanya semboyan, tapi pernyataan tekad kolektif. Bahwa kemajuan yang kita kejar bukan hanya dari sisi fisik, tapi juga spiritual, moral, dan nilai,” ungkap Jeje.
Semboyan tersebut kini berpadu dengan visi besar daerah Bandung Barat AMANAH akronim dari Agamis, Mandiri, Adil, Nyaman, dan Harmonis. Kombinasi ini menjadi panduan dalam merancang pembangunan yang tidak hanya cepat dan efisien, tapi juga beradab.
Baca Juga:Debut Xabi Alonso di Real Madrid Gagal Total? Permainan Lesu Bikin Frustrasi!Bojan Hodak Bicara Soal Pemain Asing Baru Persib, Begini Katanya!
“Kami ingin pembangunan Bandung Barat tidak semata urusan infrastruktur, tapi juga pembangunan manusia dan nilai. Ini tentang bagaimana kita menyeimbangkan kecepatan dengan keluhuran,” ujar Jeje.