JABAR EKSPRES – Kasus penipuan Aplikasi Next 15 kini sudah mulai membuka kesadaran para korbannya. Jika beberapa hari lalu masih ada yang belum percaya bahwa aplikasi ini scam, kini sudah banyak korban yang mulai bertindak.
Beberapa korban di daerah langsung melabrak para leader atau orang yang mengajak mereka bergabung ke aplikasi, sebagian ada juga yang langsung melaporkannya pada polisi.
Di sosial media juga mulai banyak ajakan untuk melaporkan para leadernya di masing-masing daerah, hal ini agar para leader yang diduga merupakan pemain ponzi bisa jera dan tidak mengulang perbuatannya, yang menjerumuskan banyak orang untuk menajdi korban investasi bodong secara berjamaah.
Baca Juga:8 Merek Kopi Kualitas Premium Jadi Incaran Penikmat Kopi MancanegaraPemkot Bandung Operasikan Teknologi Biodigester di Pasar Gedebage Mulai 21 Juni
“Mohon doanya,saya dan teman2 hari ini melaporkan penipuan next 15 ke Polda Jabar, berapa pihak yang saya laporkan adalah PT next 15 sendiri, kemudian ada beberapa orang leader, termasuk admin grup ini sebagai fasilitator, Mohon doanya dari semuanya Dan saya harap semua orang bisa mengikuti langkah saya.
jangan takut saya sudah banyak melaporkan kasus-kasus seperti ini dari zaman binomo dulu saya ikut terlibat.
pokoknya yuk laporkan sama polisi ada kok polisi yang baik.” tulis salah satu akun bernama anti ponzi di sosial media Facebook yang mencoba mengajak para korban untuk bertindak.
Hal ini dilakukan, karena rata-rata para korban investasi bodong enggan melapor ke Polisi karena merasa malu dirinya menjadi korban penipuan.
“sekali lagi saya meminta dukungan dari semuanya laporkan next 15, kumpulkan bukti transfer nomor rekening tujuan, kumpulkan foto-foto dan video para leader termasuk yang ada di grup WhatsApp dan di grup Facebook, mereka adalah para admin grup yang menyediakan fasilitas untuk penipuan.” tambah akun tersebut di postingan yang lain.
Aplikasi Next 15 merupakan aplikasi ponzi yang baru saja scam pada tanggal 9 Juni 2025 lalu. Aplikasi ini berkembang cukup pesat di Indonesia karena menyasar para ibu-ibu rumah tangga sebagai target pasarnya.
Perkembangannya bukan hanya masiv di kota-kota besar bahkan banyak korban yang mengaku dari berbagai daerah. Hanya dalam waktu beberapa bulan, aplikasi ini sudah memiliki ribuan member yang tersebar ke pelosok negeri.