Pemkot Bandung Targetkan Penurunan Angka Pengangguran Sentuh 50 Persen dalam Kurun Waktu 5 Tahun

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan penurunan signifikan terhadap angka pengangguran terbuka yang saat ini masih menjadi salah satu tantangan utama di sektor ketenagakerjaan.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan komitmennya untuk terus menekan angka pengangguran terbuka melalui strategi jangka menengah dan panjang yang mengedepankan pelatihan keterampilan, penguatan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta peningkatan kualitas pendidikan agar selaras dengan kebutuhan pasar kerja.

Farhan menyebut, bahwa tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung saat ini berada di angka 7,4 persen. Ia menargetkan penurunan minimal sebesar 1 persen pada tahun berikutnya, dengan proyeksi berada di kisaran 6,4 hingga 6,5 persen. Penurunan ini dianggap sebagai langkah strategis dan realistis dalam upaya mengurangi beban sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga:DLH Kota Cimahi akan Fokuskan Pelarangan Plastik Sekali PakaiDialog Dini Hari dan ‘Suara yang Bertumbuh’ Usai Perjalanan yang Lama

“Kita perkirakan bisa turun sekitar 15 persen per tahun. Saya tahu itu tidak mudah, tapi sudah mulai dijalankan. Dari angka sekarang 7,4 persen, kita targetkan turun ke 6,4 persen. Secara rata-rata memang bisa dibilang signifikan, tapi secara absolut targetnya adalah mengurangi 15 ribu orang pengangguran per tahun,” kata Farhan, Selasa (17/6).

Jika proyeksi tersebut dapat dipertahankan secara konsisten, maka jumlah pengangguran terbuka di Kota Bandung yang saat ini mencapai sekitar 100 ribu orang bisa ditekan menjadi kurang dari 50 ribu orang pada akhir masa jabatan.

Farhan menilai bahwa capaian ini akan menjadi tolok ukur keberhasilan program ketenagakerjaan yang sedang dijalankan.

Namun demikian, ia tidak menampik bahwa tantangan di lapangan sangat kompleks. Salah satunya adalah ketimpangan antara sistem pendidikan dan kebutuhan riil dunia kerja yang menyebabkan lulusan pendidikan tidak serta-merta terserap oleh pasar tenaga kerja.

“Salah satu masalah utamanya adalah link and match antara pendidikan dan permintaan tenaga kerja. Ini bukan hanya masalah Bandung saja, tapi juga nasional. Hampir tidak ada negara atau kota di dunia yang memiliki angka pengangguran terbuka nol persen. Maka dari itu kita harus realistis. Target kita benchmark-nya di angka 9 persen, tapi terus ditekan ke bawah,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa penurunan pengangguran bukan sekadar angka statistik, tetapi juga berdampak langsung terhadap efisiensi program bantuan sosial. Banyak warga yang tidak memiliki pendidikan atau keterampilan sama sekali akhirnya masuk dalam kelompok penerima bantuan, yang dari sisi anggaran menjadi beban jangka panjang.

0 Komentar