JABAR EKSPRES – Ratusan warga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di Los Angeles selama tiga hari berturut-turut, menyusul berlanjutnya operasi penggerebekan imigran oleh pemerintahan Trump di negara bagian California, Amerika Serikat.
Aksi demonstrasi terjadi di depan gedung federal di pusat kota Los Angeles pada Minggu (8/6). Para pengunjuk rasa mendesak agar operasi Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) yang menyasar tempat kerja di kota terbesar kedua AS itu segera dihentikan.
Situasi memanas ketika polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa yang semakin tak terkendali. Puluhan orang dilaporkan ditangkap, meski begitu demonstran tetap bertahan dan menolak mundur.
Baca Juga:Kayla Harrison Tantang Amanda Nunes Usai Rebut Gelar UFC Kelas Bantam WanitaArab Saudi Umumkan Kesuksesan Pelaksanaan Haji 1446 H
“Komunitas yang sangat kuat, dan inilah alasan kami muncul, dan kami akan terus muncul karena merupakan kewajiban dan tugas bagi kita semua untuk berada di sini dan melawan penindasan dan para penculik ini,” kata ujar seorang demonstran bernama Nabil Shukir kepada stasiun TV lokal ABC7.
Sebagai tanggapan terhadap meningkatnya ketegangan, Presiden Donald Trump memerintahkan pengerahan 2.000 personel Garda Nasional ke wilayah Los Angeles. Menurut pernyataan dari Gedung Putih, pasukan itu ditugaskan untuk menangani pelanggaran hukum yang dianggap tak terkendali di California.
Namun, langkah tersebut mendapat penolakan dari Gubernur California Gavin Newsom. Ia mengkritik keputusan tersebut dan menilai bahwa pengerahan pasukan itu dilakukan demi “tontonan” politik, bukan karena kekurangan personel penegak hukum.
“Pemerintah federal mengambil alih Garda Nasional California dan mengerahkan 2.000 tentara di Los Angeles — bukan karena kurangnya penegak hukum, tetapi karena mereka menginginkan tontonan,” ujar Newsom dalam pernyataannya.
Senada dengan itu, Walikota Los Angeles Karen Bass menyatakan bahwa pengerahan militer justru memperburuk keadaan dan menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.
“Ketakutan yang dirasakan orang-orang di kota kita saat ini sangat nyata – hal itu dirasakan di komunitas kita dan dalam keluarga kami dan hal itu membahayakan lingkungan kita,” tulis Bass di platform X (sebelumnya Twitter), sembari mengimbau agar demonstrasi tetap berlangsung secara damai.
