Badan Geologi Ingatkan Masyarakat Bandung Barat Waspadai Erupsi Freatik Tangkuban Parahu

Gunung Tangkuban Parahu. Dok instagram (twa_tangkubanparahu)
Gunung Tangkuban Parahu. Dok instagram (twa_tangkubanparahu)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Masyarakat Kabupaten Bandung Barat (KBB) diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya erupsi freatik dari aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.

Pasalnya dalam beberapa hari terakhir, aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu menunjukkan peningkatan, meski masih berstatus level I atau normal.

Berdasarkan data rekaman dari Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu pada periode 30 Mei hingga 1 Juni 2025, mencatat 21 hingga 37 kejadian gempa hembusan dan 100 kejadian gempa low frequency. Atau letusan yang disebabkan adanya interaksi air hujan dengan magma, lahar, atau endapan vulkanik baru.

Baca Juga:Angin Kencang Terjang 2 Desa di Ciamis, Puluhan Rumah RusakPemkab Bogor Segera Lakukan Rotasi Jabatan Eselon II

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengatakan bahwa gempa-gempa tersebut mengindikasi adanya pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan.

“Meski status Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I atau Normal, erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala yang jelas, dan dapat disertai dengan lontaran material serta hujan abu di sekitar kawah,” ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/6/2025).

Ia menjelaskan, peningkatan aktivitas gempa ini berkorelasi dengan peningkatan intensitas hembusan asap dari Kawah Ratu. Asap yang teramati berwarna putih intensitas tipis hingga tebal, dengan ketinggian 5 hingga 110 meter di atas dasar kawah.

Menurutnya fenomena ini dipengaruhi oleh curah hujan di sekitar wilayah Gunung Tangkuban Parahu yang masih cukup tinggi, sehingga potensi terjadinya erupsi freatik akibat interaksi air dengan material panas di dalam gunung tetap perlu diwaspadai.

Sebagai langkah mitigasi, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung Gunung Tangkuban Parahu tidak mendekati dasar kawah, tidak berlama-lama, dan tidak menginap di kawasan kawah aktif.

“Jika teramati adanya peningkatan intensitas asap atau tercium bau gas yang menyengat, masyarakat agar segera menjauhi area kawah untuk menghindari paparan gas beracun maupun potensi erupsi freatik,” katanya.

Wafid juga meminta masyarakat untuk tetap tenang, tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas kebenarannya, serta terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu melalui aplikasi Magma Indonesia atau website https://magma.esdm.go.id.

Baca Juga:Mulai Malam Ini, Kota Bandung Terapkan Jam Malam untuk PelajarRatusan Jamaah Hadiri Manaqib Akbar di Bahrus Syafa’ah: Dzikir untuk Negeri yang Damai

Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat dan BPBD diminta untuk terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, maupun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung.

0 Komentar