Dampak Scrolling Tiktok Pada Otak Manusia, Bisa Rusak?

Dampak Scrolling Tiktok Pada Otak
0 Komentar

Kami yakin salah satu penyebab utamanya adalah rendahnya budaya berpikir kritis di masyarakat kita. Hal ini membuat banyak orang mudah menerima standar-standar yang tidak berdasarkan logika sehat.

Contohnya, bayangkan ada seorang pria yang dinilai sudah mapan hanya karena gaya mengetiknya saat mengirim pesan. Sungguh, menurut kami konten seperti ini sebenarnya tidak bermasalah, karena pembuatnya tidak menghina siapa pun dan hanya menyampaikan preferensi pribadinya.

Namun jika Anda melihat kolom komentar, akan banyak ditemui opini-opini aneh yang mengatakan bahwa pria yang mengetik dengan gaya tertentu, seperti menggunakan huruf kapital di awal kalimat atau memakai emoji tertentu, sudah pasti mapan. Komentar seperti: “Fix pria matang,” atau “Fix banyak duit,” bermunculan begitu saja.

Baca Juga:Investasi Emas vs Bitcoin, Mana yang Paling Menguntungkan Saat Ini?Tidak Mungkin Beli Mobil Baru Harga di Bawah Rp100 Juta Saat Ini, Pahami Dulu Skema Inflasi

Di satu sisi, kami cukup bersyukur karena kini pria mapan tidak lagi diukur hanya dari status sebagai pegawai negeri. Namun tetap saja, menilai kemapanan seseorang hanya dari cara mengetik adalah hal yang tidak masuk akal. Dan ini hanyalah satu contoh kecil dari standar TikTok. Masih banyak standar lain yang jauh lebih absurd.

Kombinasi antara algoritma TikTok dan minimnya pemikiran kritis menciptakan lingkaran setan kebodohan yang sangat mudah meracuni pola pikir seseorang. Jika cara berpikir Anda sudah mulai terpengaruh oleh standar TikTok ini, cara Anda memandang hidup bisa ikut berubah.

Anda akan merasa terus-menerus kurang dan mulai bertanya, “Kenapa hidup kami seperti ini?” Padahal sebenarnya, hidup Anda baik-baik saja. Anda hanya terlalu sering membandingkannya dengan standar-standar yang tidak realistis di TikTok.

Yang lebih mengkhawatirkan, standar TikTok ini bahkan bisa merusak hubungan antarmanusia di dunia nyata.

Dampak ketiga dari kebiasaan scrolling berjam-jam di TikTok adalah merusak hubungan. Awalnya, kami mengira standar-standar yang muncul di TikTok hanyalah lelucon semata—tidak akan sampai sebegitu parahnya hingga menghancurkan hubungan seseorang di kehidupan nyata. Namun, anggapan itu berubah setelah kami menemukan berbagai testimoni di kolom komentar TikTok itu sendiri.

Salah satu yang paling ekstrem adalah seseorang yang mengaku bercerai dengan istrinya karena sang istri mulai menerapkan standar-standar tidak realistis terhadap suaminya—standar yang ia serap dari TikTok. Selain dari kolom komentar, kami juga mendengar langsung cerita dari teman kami yang pernah curhat mengenai hubungannya.

0 Komentar