Viral Aksi Warga Panumbangan Ciamis Mancing di Jalan Rusak

JABAR EKSPRES – Aksi protes unik warga Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menyita perhatian publik setelah video mereka memancing ikan di jalan rusak viral di media sosial. Aksi ini mengecam lambannya perbaikan jalan yang telah mengganggu mobilitas warga selama bertahun-tahun. Lokasi jalan tersebut berada di Jalan Gulingmunding-Sindang Barang, yang menghubungkan tiga desa, namun kini berubah menjadi kubangan air dan berlubang parah.

Dalam video yang diunggah akun TikTok @DYN, terlihat warga asyik memancing lele di tengah jalan yang rusak, sementara kendaraan roda dua dan empat terpaksa melintas di kubangan tersebut. Hingga Jumat (11/4/2025) pagi, video itu telah ditonton lebih dari 554 ribu kali dan mendapat ribuan komentar pedas. Salah satu netizen menyindir, “Maenya eta di Ciamis, pedah di Ciamis mah jalana aralus” (Masa di Ciamis, katanya jalan di sini bagus), diikuti balasan pemilik akun: “Alus teh kota na, beda jeung di desa na” (Bagus di kotanya, beda dengan desanya).

BACA JUGA; Jalan Rusak Akibat Proyek Pipa Pertamina, Kecelakaan Fatal Hantui Warga Banjar

Aksi ini menyoroti kegagalan pemerintah kabupaten dalam menindaklanjuti perubahan status jalan dari desa menjadi jalan kabupaten melalui SK Bupati tahun 2023. Meski Camat Panumbangan, Edy Yulianto, menyatakan sedang dilakukan perbaikan swadaya oleh warga, langkah ini dinilai sekadar tempelan.

“Sedang dalam perbaikan swadaya oleh warga dengan menambal lubang sambil menunggu perbaikan permanen,” ujarnya. Namun, warga menilai upaya swadaya tak cukup, mengingat jalan rusak ini vital bagi akses tiga desa: Sindang Barang, Buana Mekar, dan Tenggeraharja.

Peningkatan status jalan justru tidak diikuti alokasi anggaran atau prioritas perbaikan. Padahal, kerusakan jalan telah menghambat distribusi barang, akses kesehatan, dan aktivitas ekonomi warga.

Aksi memancing di jalan rusak ini bukan sekadar lelucon, melainkan tamparan keras bagi birokrasi yang lamban. Jika tidak segera ditangani, protes kreatif seperti ini berpotensi menjadi bom waktu ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintah daerah.

“Ini bukti ketimpangan pembangunan antara kota dan desa. Pemerintah harusnya responsif, bukan membiarkan warga ‘berkreasi’ di jalan berlubang,” ujar warganet. (CEP)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan