JABAR EKSPRES – Pemerintah (Pemkot) Kota Bandung mengajak masyarakat untuk kembali memanfaatkan kentongan sebagai alat peringatan dini dalam upaya mitigasi bencana, terutama di kawasan yang rawan bencana seperti banjir dan longsor.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyatakan bahwa kentongan adalah sistem tradisional yang telah terbukti efektif dalam menyebarkan informasi dengan cepat di tengah masyarakat.
Menurut Farhan, di wilayah yang rawan bencana, kecepatan dalam menyampaikan informasi sangat penting.
Baca Juga:Okupansi Hotel di Kabupaten Bogor Turun 20 Persen Saat Libur Lebaran 2025, Ini Penyebabnya!Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Daya Saing Warga Jabar Hadapi Arus Urbanisasi Usai Lebaran
“Ketika kita melihat tanda-tanda cuaca buruk seperti Manglayang tertutup awan dan hujan deras mulai turun, aparat wilayah seperti RT, RW, linmas, lurah, hingga camat harus segera memberikan peringatan menggunakan kentongan. Meskipun ini metode lama, tetapi sangat efektif,” ujar Farhan, Selasa (8/4).
Kentongan, yang sederhana dan tidak memerlukan teknologi canggih, memiliki jangkauan yang luas dan dapat langsung dijalankan oleh masyarakat.
Farhan juga menyebutkan bahwa pihaknya telah menyosialisasikan penggunaan kentongan kepada aparat kewilayahan, menjadikannya bagian dari sistem informasi berbasis komunitas untuk deteksi dini bencana.
“Pemberdayaan kentongan ini sudah dimulai di tingkat kewilayahan agar menjadi bagian dari sistem deteksi dini bencana berbasis komunitas,” tambahnya.
Di sisi lain, Farhan menegaskan bahwa mitigasi bencana adalah langkah paling realistis saat ini, terutama di wilayah yang belum memungkinkan dilakukan normalisasi sungai dalam waktu dekat.
Pemerintah Kota Bandung juga terus berkoordinasi dengan daerah sekitarnya untuk merumuskan solusi jangka panjang, termasuk penataan aliran sungai lintas wilayah.
“Saya sebagai wali kota berkomitmen untuk tidak menggusur warga. Namun, bagi mereka yang merasa tidak aman tinggal di daerah yang sering terdampak bencana, kami menyediakan tempat relokasi yang aman dan layak. Silakan pindah secara sukarela,” katanya.
Baca Juga:Tikus Got Muncul di Pasar Parakanmuncang Sumedang, Bikin Konsumen TraumaDedi Mulyadi Libatkan Pakar IPB, Audit Dampak Proyek Eiger Camp di Tangkuban Parahu
Farhan mengajak seluruh elemen masyarakat—termasuk pengurus RW, kelurahan, kecamatan, serta organisasi masyarakat—untuk bersama-sama mengedepankan semangat gotong royong dalam menghadapi potensi bencana.
“Penanganan bencana tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah. Semua pihak perlu siap siaga,” pungkasnya.