JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyebut, sejumlah investor hengkang ke Vietnam alih-alih berinvestasi di wilayah Jawa Barat. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor.
Maraknya praktik pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum organisasi masyarakat (ormas), LSM, hingga aparat desa menjadi salah satu penyebab utama hengkangnya para pemodal tersebut.
“Saya ngotot memperjuangkan investasi, tapi faktanya banyak yang justru lari ke Vietnam. Penyebabnya hal-hal yang sepele tapi mengganggu, seperti ulah ormas, LSM, bahkan oknum desa,” ujar Dedi dalam pernyataannya, dikutip Senin (7/4/2025).
Baca Juga:Pemudik Libur Lebaran Meningkat, Pedagang Stasiun Kircon Minim Omset?Minta Maaf Soal Liburan ke Jepang, Lucky Hakim Terancam Diberhentikan?
Bahkan, kata dia, praktik pungli di tingkat Karang Taruna hingga pejabat desa seperti sudah mengakar. Mereka memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan pribadi dari para investor.
“Kalau tanah dijual, jangan ketinggian. Banyak kepala desa jadi kaya mendadak karena ikut main percaloan tanah. Akibatnya, bukan hanya investornya pergi, tapi mereka sendiri jadi repot. Kaya mendadak itu bikin pusing,” tambah Dedi.
Selain itu, kecenderungan masyarakat yang bersifat konsumtif saat mendadak memiliki uang banyak juga menjadi bumerang bagi mereka. Pasalnya, tidak sedikit masyarakat yang mendadak memberli mobil mewah, poligami, dan bangkrut hingga jatuh sakit saat mendadak kaya.
“Punya duit itu harus bisa ditahan. Jangan dipamerin, jangan boros. Kalau enggak bisa ngatur, nanti berakhir dengan utang dan sakit,” ucapnya.
