Penantian Panjang Guru Honorer di Bandung Barat Pupus, Curhat ke Bupati Jeje Sulit

JABAR EKSPRES – Rasa sedih, sakit dan kecewa terus dirasakan oleh 889 guru honorer yang telah mengabdi puluhan tahun di berbagai wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Bagaimana tidak, pasca diterbitkannya Kepmenpan RB Nomor 15 dan 16 Tahun 2025 sempat menjadi angin segar bagi mereka. Namun, harapan itu pupus setelah Pemda KBB hanya menyediakan kuota 40 orang untuk PPPK.

Para guru honorer ini, menaruh harapan besar kepada Pemkab Bandung Barat yang sudah menyanggupi penambahan kuota PPPK demi membuka kesempatan kepada tenaga honorer negeri yang sudah lulus passing grade tapi tertunda karena formasi tidak tersedia.

BACA JUGA: PWI Bandung Barat Kecam Dugaan Intimidasi Wartawan oleh Ajudan Jeje Ritchie

Langkah itu diambil sebagai solusi untuk menyelesaikan nasib mereka yang selama ini masih menggantung.

“Kami menaruh harapan besar kepada Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail dan Wakil Bupati Asep Ismail untuk bisa memperbaiki masa depan para guru honorer,” ungkap Nurjaman (36), salah seorang guru honorer, Selasa (18/3/2025).

Selain menjadi guru honorer, Nurjaman juga menjabat sebagai Ketua Forum Persatuan Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Bandung Barat. Menurutnya, organisasi ini sudah bersurat resmi agar bisa audensi dengan orang nomor satu di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini.

BACA JUGA: Sungai Cimeta Meluap, Puluhan Rumah di Cipatat Bandung Barat Terendam Banjir

Namun, hingga saat ini, pihaknya belum mendapat jawaban pasti dari orang nomor satu di Bandung Barat.

“Kami sudah menyurati pak bupati pada 24 Februari 2025 lalu. Tapi memang sampai hari ini belum mendapat jawaban. Mudah-mudahan saja ada jawaban, sehingga kami bisa menyampaikan aspirasi ke pak bupati,” katanya.

Menurutnya, surat resmi dilayangkan tidak hanya ke Bupati Bandung Barat, tapi juga ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) KBB, namun belum ada respons maupun jawaban hingga saat ini.

“Tapi sama, baik pak bupati maupun PGRI KBB belum memberikan jawaban atas surat yang kami layangkan. Padahal kami hanya sekadar menyampaikan nasib kami, tak lebih dari itu,” keluh guru honorer asal Cikalongwetan ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan