Kabupaten Bandung Dilanda Banjir dan Longsor, 10 Kecamatan Terdampak

JABAR EKSPRES  – Hujan deras yang mengguyur Bandung Raya pada Sabtu (15/3) menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung banjir dan longsor.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, ada sekitar 10 Kecamatan yang terdampak, empat Kecamatan dilanda banjir dan enam Kecamatan alami pergeseran tanah atau longsor.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan jika banjir yang menimpa empat Kecamatan akibat meluapnya aliran Sungai Citarum, Sungai Cikapundung, Sungai Cigede dan Sungai Cipalasari.

Empat Kecamatan tersebut yakni Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Rancaekek dan Kecamatan Margaasih.

“Untuk ketinggian air itu dari 30 sampai 100 sentimeter. Soalnya kemarin hujan besar jadi meluap ke pemukiman,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (17/3/2025).

Uka menuturkan, jika di Kecamatan Bojongsoang ada tiga Desa yang terdampak yakni Desa Bojongsoang dengan ketinggian air 80 sentimeter, Desa Lengkong dan Desa Bojongsari 50 sentimeter.

“Di Desa tersebut sebanyak 40 rumah dan 264 jiwa terdampak. Kami juga sudah melakukan mengevakuasi 8 orang lansia dan 16 balita di Kecamatan Bojongsoang,” ujarnya.

Sedangkan untuk di Kecamatan Dayeuhkolot, Uka menyebut banjir melanda dua Desa, yakni Desa Dayeuhkolot dan Desa Citereup dengan ketinggian air mencapai 10 hingga 90 sentimeter.

Di Desa Dayeuhkolot banjir merendam 9 Kampung dan dua Jalan raya menuju wilayah kota Bandung. Sedangkan di Desa Citereup ada dua Kampung yakni Kampung Leuwi Bandung dan Kampung Sukabirus dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa.

“Akibat banjir ini warga di Desa Dayeuhkolot mulai kembali mengungsi. Saat ini ada 60 jiwa terdiri dari 22 dewasa dan anak-anak, 7 lansia, 4 balita, 2 disabilitas dan 3 warga yang sakit,” ungkapnya.

Sedangkan, di Desa Citereup, sekitar 465 jiwa saat ini sudah mengungsi akibat banjir yang melanda.

Beberapa warga terpaksa mengungsi di tempat pengungsian sementara seperti di Masjid At Taqwa Sukabirus yang dihuni oleh 9 orang lansia dan 15 orang balita.

“Kemudian di Mesjid SMP 1 Dayeuhkolot ada 152 Jiwa yang terdiri dari 9 Lansia, 18 Balita, 1 Bumil ikut mengungsi dan Mesjid Miftahul Falah Lamajang pengungsi berjumlah 95 Jiwa, terdiri dari 3 Lansia, 5 Balita, 32 Lakilaki, 33 Perempuan, dan Mesjid Baitul Ikhsan Lamajang, pengungsi berjumlah 72 Jiwa. Mesjid Miftahul Jannah Lamajang RW 16 pengungsi berjumlah 80 Jiwa,” terangnya.

Writer: Agni Ilman Darmawan

Tinggalkan Balasan