Oleh: Cecep Herdi
Ruang kelas pengap tanpa AC dan tangga sempit yang menjadi satu-satunya jalur evakuasi bagi 600 lebih siswa di lantai dua SMAN 1 Banjar akhirnya memantik aksi nyata para orang tua.
Tak ingin anak-anak mereka terus belajar dalam ketidaknyamanan, apalagi risiko bahaya, puluhan orang tua siswa bergerak mengumpulkan dana sukarela. Hasilnya? Beberapa unit AC telah terpasang di ruang kelas, dan pembangunan tangga utama segera dimulai.
Nangga, salah satu orang tua dengan dua anak di sekolah itu, mengisahkan kegelisahannya selama ini. “Saya khawatir jika terjadi darurat, seperti kebakaran atau gempa. Tangga yang ada di dalam gedung terlalu sempit dan riskan,” ujarnya, Rabu (12/3/2025), usai rapat koordinasi dengan perwakilan orang tua, komite, dan pihak sekolah.
BACA JUGA: Rumah Quran Isyaroh, Cahaya bagi Santri Tuna Rungu
Kekhawatiran itu ternyata dirasakan banyak pihak. Selama lima tahun, permohonan bantuan anggaran untuk perbaikan sarana pemerintah selalu mentok. “Kami tak bisa terus menunggu. Kalau bukan kita yang bergerak, lalu siapa lagi?” tambah Nangga, yang rela merogoh kocek lebih dalam.
Dukungan mengalir dari berbagai sisi. Ketua Komite SMAN 1 Banjar, Hendrayana, menyebut inisiatif ini sebagai bukti kolaborasi antara orang tua dan sekolah. “Kondisi anggaran negara terbatas, tapi kebutuhan siswa tidak bisa ditunda. Kami sangat menghargai kepedulian ini,” ucapnya.
Dari empat tangga darurat yang idealnya dibangun di setiap sisi gedung, dana swadaya sejauh ini baru mencukupi untuk satu hingga dua tangga. Meski belum sempurna, langkah ini dianggap krusial. “Tangga darurat harus berada di area terbuka, bukan di dalam gedung. Ini prinsip keselamatan dasar,” tegas Hendrayana.
BACA JUGA: Malam dengan Obor dan Tuntutan: Simpul Puan Suarakan Keadilan di Hari Perempuan Sedunia
Nantinya, aset kepemilikan itu akan diserahkan menjadi aset sekolah. Manurut Hendrayana, sumbangsih orang tua siswa ini juga menjadi salah satu wujud dukungan terhadap dunia pendidikan di Kota Banjar. Mereka dengan sukarela menyisihkan sebagian hartanya untuk kepentingam dunia pendidikan anak-anaknya.
“Kami dari Komite mengucapkan terimakasih dan bangga bagi para orang tua siswa yang peduli terhadap kenyaman dan keselamatan anak-anaknya. Ini bukti nyata bahwa pendidikan itu harus dibangun oleh semua pihak, tidak bertumpu terhadap pihak sekolah saja,” ucap Hendrayana. (CEP)