JABAR EKPSRES – “Kami tak menyangka.” itulah kata-kata yang terlontar dari mulut Sumini saat menceritakan kesuksesannya sebagai mitra AQUA Home Service (AHS). Di gudang bertumpuk air minum dalam kemasan (AMDK), Sumini mengaku bersyukur bisa menginjak Tanah Suci. Sumini bisa melihat Ka’bah secara langsung dari dekat, bukan melalui televisi, cerita ataupun gawai pintar miliknya.
Sumini bersama dengan almarhum suaminya, Sugeng Paryanto bisa melaksanakan Rukun Islam kelima, pergi haji jika mampu, meskipun di waktu yang tidak bersamaan. Namun, tetap ini menjadi salah satu momen terindah bagi kedua pasangan asal Jawa Tengah ini. Menjadi mitra AHS membuka banyak peluang bagi Sumini dan Sugeng dalam membangun bisnis mereka.
Sumini dan Sugeng Paryanto telah memetik buah manis menjadi AHS. Jengkal demi jengkal bisnis yang berawal dari rumah kontrakan. Bisnis Sumini dimulai oleh mendiang suaminya, Sugeng Paryanto pada 1988 silam. Sugeng, yang memang memiliki darah pengusaha, memulai bisnis sebagai pedagang asongan.
Baca Juga:Jelang Puasa, Rumah Yatim Gelar Munggahan Keluarga dan Luncurkan Aplikasi untuk DonaturMenyambut Ramadan dengan Kebaikan, Rumah Yatim Gelar Layanan Sosial dan Edukasi ZIS
Sumini menceritakan, Sugeng berdagang AQUA gelas di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bertahun-tahun kerja keras, bisnis Sugeng terus tumbuh hingga akhirnya mampu menyewa sebuah gudang kecil untuk memulai bisnis sebagai agen. Dengan kapasitas terbatas, Sugeng memasok AMDK ke para pedagang di Tanah Abang.
Sugang mulai memasok AMDK dari warung ke warung lainnya. Kegigihan untuk terus mempromosikan bisnis kepada lingkungan sekitar menumbuhkan bisnis yang dijalaninya itu. Kerja keras membuat Sugeng berhasil membeli dan membesarkan ruko yang disewanya saat itu.
Memasuki awal tahun 2000, Sugeng mulai berbisnis galon AQUA. Dia memasarkan seluruh produk AMDK ke hotel, kantor hingga apartemen. Sugeng bisa mengirim 4 mobil pick up dalam 1 hari untuk memenuhi permintaan konsumen.
Semakin besar bisnis yang dijalani, Sugeng pun mendapat banyak rintangan. Ketika itu, gudang penyimpanan miliknya kerap didatangi preman untuk meminta sumbangan dengan alasan keamanan. Kendati, dengan usaha dan kerja keras akhirnya semua tantangan bisa berjalan hingga saat ini.
“Jalanin bisnis ini penuh dengan perjuangan bahkan hingga saat ini. Dibilang berat tapi ya kita harus bisa menjalani sehingga semua terasa ringan,” kata Sumini menceritakan perjuangan membangun bisnis.
