Artinya: “Wahai Tuhan kami yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhan kami, jika Kau mencatat kami di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang-orang celaka, sial, terbuang, atau orang-orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, keterbuangan, dan kesempitan rezeki kami/ku. Tetapkanlah kami/ku di sisi-Mu sebagai orang-orang yang mujur, murah rezeki, dan diberi taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’
Tuhan kami/ku, dengan penampakkan teragung pada malam pertengahan bulan Sya’ban yang mulia, yang mana diputuskan di dalamnya semua perkara yang bijak dan ditetapkan, palingkanlah dari kami musibah yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui. Sungguh Engkau maha mengetahui yang ghaib, wahai Tuhan yang maha pengasih. Allah bershalawat dan bersalam atas sayyidina Muhammad, keluarga, dan sahabatnya.”
Ustadz Alhafiz menyampaikan bahwa doa Nisfu Sya’ban tersebut biasanya dipanjatkan selepas membaca Surat Yasin tiga kali setelah Maghrib.