JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendapat angin segar terkait pembuangan sampah harian ke TPA Sarimukti. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat resmi menambah ritase harian Kota Kembang menjadi 145 rit dari yang sebelumnya 140 rit.
Pemprov Jabar menilai muncul kebutuhan tambahan ritasi karena masih ada sampah yang belum terangkut. Oleh karena itu, setelah koordinasi dengan Pj Gubernur Jabar, disepakati adanya tambahan 5 rit untuk Kota Bandung.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A Koswara pun menyambut baik terkait tambahan ritase pembuangan sampah yang diberikan oleh Pemrov Jabar.
Maka dari itu, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal mengoptimalkan terkait pengolahan sampah disamping bertambahnya ritase pembuangan sampah harian ke TPA Sarimukti.
“Kami akan memperkuat pengolahan mandiri di 10 klaster, mulai dari rumah tangga hingga sektor komersial. Targetnya, sampah yang masuk ke TPA hanya residu yang tidak bisa didaur ulang,” kata Koswara.
BACA JUGA: PR Besar Pemkot Cimahi di Musrenbang: Sampah hingga Kemiskinan
Di tempat lain, Pengamat Lingkungan UPI, Didi Supardan menilai langkah yang diberikan oleh Pemprov Jabar kepada Pemkot Bandung bukan lah solusi dalam hal menyelesaikan tumpukan sampah di kewilayahan.
“Ini hanya akan menambah catatan panjang terkait overload Sarimukti. Karena penambahan ini (ritase) hanya mengatasi masalah sementara, bukan jangka panjang,” katanya, Minggu (9/2).
Menurutnya, bukan hanya Kota Bandung, tapi wilayah Bandung Raya yang membung sampah hariannya ke TPA Sarimukti harus dipaksa menyelesaikan sampah di tingkat klaster yang ada.
Sehingga, kata dia, program-program inovasi terkait pengolahan sampah tak hanya jadi proyek musiman di tengah kedaruratan sampah yang akan melanda suatu wilayah.
“Jadi terkait inovasi program pengolahan sampah ini gak hanya jargon atau numpang di APBD semata. Capaiannya pun harus jelas, saya rasa, hawar-hawar program pengolahan sampah ini hanya terdengar saat adanya tumpukan sampah di tiap TPS,” ungkapnya.
Terlebih, Didi mengungkapkan, banyak program pengolahan sampah di Kota Bandung yang kurang berjalan efektif, namun cenderung dipaksakan dengan ditumpuk dengan program-program lain.