JABAR EKSPRES – Penyerang muda Barcelona, Lamine Yamal, kembali menampilkan performa apiknya. Kali ini ia bermain gemilang di Liga Champions kontra Atalanta.
Dalam laga yang berlangsung di Camp Nou, Kamis (30/1), skor pertandingan menunjukan sama kuat 2-2. Namun Blaugrana harus berterimakasih kepada Yamal.
Sebab sepanjang pertandingan berlangsung, sang pemain kerap menunjukan kreativitasnya dalam membangun serangan. Dia juga menjadi ancaman nyata bagi lini perahanan lawan.
Bocah berusia 17 tahun itu bahkan mampu mencatatkan namanya di papak skor, setelah berhasil mencetak gol pertama untuk Barca di menit 47.
Berbagai aksi individu sang pemain menunjukan semakin besar bakat yang dimilikinya, termasuk perannya dalam skema serangan tim.
BACA JUGA: Kontra PSM, Persib Siapkan Skema Gol Bola Mati
Meski tampil gemilang di laga tersebut, Yamal tidak bermain sampai waktu berakhir. Pelatih Hansi Flick menariknya di penghujung waktu babak kedua.
Hal itu pun membuat Yamal kecewa seperti yang terlihat pada rau wajahnya dengan kepala tertunduk lesu. Flick kemudian menghampiri anak asuhnya. Ia berbicara singkat sebelum bintag muda itu duduk di bangku cadangan.
Pasca pertandingan, Yamal buka suara mengenai apa yang dibicarakan sang pelatih saat dirinya ditarik keluar di penghujung laga.
“Dia menyuruh saya tetap tenang, mengatakan bahwa saya bermain dengan baik,” ungkap Yamal seperti dikutip oleh Mundo Deportivo.
Laga kontra Atalanta berlangsung sengit, Barca berusaha meraih kemenangan penuh untuk memuncaki grup mereka.
Namun, di tengah upaya tersebut, tim tetap berhati-hati agar tidak mengambil risiko berlebihan.
BACA JUGA: Jadwal Lengkap Pekan Ke-21 BRI Liga 1 2024/2025, Catat Tanggalnya!
Tim asal Catalan itu menyadari bahwa hasil imbang tetap penting untuk menjaga posisi mereka di klasemen, terutama dengan kekalahan yang dialami Liverpool di laga lainnya.
“Kami tahu Liverpool kalah, tapi yang paling penting adalah tidak kehilangan posisi kedua,” ujar Yamal.
Meski hanya meraih hasil imbang, skuad Barcelona tidak menganggapnya sebagai kegagalan.
Mereka tetap berada dalam posisi yang menguntungkan dan terus menunjukkan ambisi untuk meraih kemenangan serta mendominasi setiap kompetisi yang mereka ikuti.