Dishub Beberkan Mekanisme Program Atasi Kemacetan di Kota Bandung

Kendaraan terjebak kemacetan di ruas jalan Pasteur, Kota Bandung. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Kendaraan terjebak kemacetan di ruas jalan Pasteur, Kota Bandung. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung memastikan bahwa kemacetan jadi prioritas penyelesaian kota di tahun 2025. Adapun fokusnya, yakni menyelesaikan 42 titik rawan kemacetan di berbagai wilayah Kota Kembang.

Selain itu, Plt Kepala Dishub Kota Bandung, Asep Kuswara menyebut, penertiban parkir liar hingga program penyesuaian jam keberangkatan masyarakat bakal disesuaikan guna tak terjadinya penumpukan kendaraan di ruas jalan Kota Kembang.

“Satu pengaturan rawan lintas di 42 titik-titik rawan kemacetan. Yang kedua kita selalu menertibkan salah satunya parkir-parkir liar. Yang ketiga saya sudah bikin kajian mengenai jam masuk sekolah, Masuk kerja baik swasta maupun pegawai negeri,” ujar Asep, di Balai Kota Bandung, Jumat (31/1).

Baca Juga:Pembacaan Putusan Gugatan Sengketa Pilbup Bogor Maju jadi 4 FebruariHarga Cabai di Pasar Cimindi Diklaim Turun, Stok Komoditas Terpantau Aman

Adapun jam keberangkatan warga yang diatur hanya berlaku pada pagi hari. Nantinya, terdapat tiga kategori beserta jam keberangkat guna memanimalisir terjadinya kemacetan di jam-jam tersebut.

“Jam masuk sekolah mungkin jam 7, nah nanti digeser ke jam masuk industri atau karyawan mungkin jam 7.30 atau jam 8, Pegawai negeri setengah 9. Itu biasanya berkurang itu di jam 10 pagi,” katanya.

“Jadi perbedaan keberangkatan satu jam satu jam. Tapi itu baru-baru kajian, tinggal nanti kebijakannya seperti apa karena kalau misalnya itu berbarengan lihat aja sendiri perbedaannya antara libur sekolah dengan yang tidak libur kan berbeda gitu,” tambahnya.

Untuk kemacetan sendiri, kata dia, 7 wilayah jadi fokus utama perihal penyelesaian permasalahan kemacetan di Kota Bandung.

“Kemacetan salah satunya di Jalan Golf, Ujung Berung, Pusdai, Suci, taman makan pahlawan, berikutnya di Cicadas lanjut di Cicaheum,” ungkapnya.

Disinggung soal kehadiran BRT yang disinyalir bakal malah menambah panjang histori kemacetan di Kota Bandung. Asep menegaskan, kehadiran transportasi dengan headway utama mampu menjadi jawaban dalam menyelesaikan kemacetan di Kota Kembang.

“Ya, BRT itu nanti masih dalam kajian. Nah itu mudah-mudahan bisa mulai mengurangi kemacetan di Kota Bandung,” pungkasnya. (Dam)

0 Komentar