Warga Tionghoa di Cimahi Harapkan Kelenteng untuk Rayakan Imlek

JABAR EKSPRES – Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Cimahi berlangsung sederhana, dengan warga Tionghoa lebih memilih beribadah di rumah masing-masing.

Hal ini disebabkan karena tidak adanya kelenteng di wilayah tersebut, sehingga mereka harus pergi ke Kota Bandung atau Kabupaten Bandung Barat untuk menjalankan ibadah.

Monica Liem (36), warga Jalan Pacinan, Kota Cimahi. Ia menyampaikan bahwa ketiadaan klenteng di Cimahi membuat keluarganya memilih untuk merayakan Imlek dengan berkumpul bersama.

BACA JUGA: Hari Terakhir Libur Panjang, 68.702 Kendaraan Mulai Tinggalkan Bandung Melalui Pasteur dan Cileunyi

“Kami biasanya hanya berkumpul, berdoa bersama, dan makan-makan karena di Cimahi tidak ada kelenteng,” ujarnya pada awak media saat ditemui, Rabu (29/1/25).

Monica menambahkan, jika ingin beribadah di klenteng, mereka harus pergi ke Kota Bandung, yang jaraknya cukup jauh. Karena itu, keluarganya lebih memilih untuk merayakan Imlek dengan berkumpul di rumah.

“Jarang sekali, bahkan saya belum pernah ke Bandung lagi. Jadi lebih memilih berkumpul bersama keluarga,” jelasnya.

Ia pun berharap pemerintah kota dapat menyediakan fasilitas ibadah bagi warga Tionghoa di Cimahi, seperti klenteng, agar mereka bisa lebih mudah menjalankan ibadah di kota sendiri.

BACA JUGA: Naik 28 Persen, Lonjakan Penumpang KAI Daop 2 Bandung di Libur Imlek

“Harapannya ada kelenteng di Cimahi, itu saja,” pungkas Monica.

Hal serupa diungkapkan oleh Samuel Widjayanto (45), warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Jalan Pacinan, Cimahi, mengaku sudah jarang merayakan Imlek secara besar-besaran.

Ia mengatakan perayaan Tahun Baru Tionghoa hanya dilakukan ketika kedua orang tuanya masih ada.

Kini, kata Samuel, perayaan Imlek lebih berfokus pada ajang berkumpul keluarga, terutama bagi sanak saudara yang datang dari luar kota.

BACA JUGA: Perayaan Tahun Baru Imlek di Klenteng Tertua Tangerang, Menhut Mengaku Terkesan

“Kami sekarang lebih fokus ke keluarga dengan berkumpul di rumah,” kata Samuel.

Menurutnya, modernisasi di Cimahi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tradisi Imlek mulai jarang dilakukan.

Selain itu, ketiadaan kelenteng membuat warga Tionghoa lebih memilih beribadah di rumah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan