Ini Makna Surat Al Baqarah Ayat 266 yang Dikaitkan dengan Kebakaran di Los Angeles

JABAR EKSPRES – Kita semua pasti terhenyak mendengar kabar kebakaran besar yang melanda Los Angeles, Amerika Serikat. Sejak Selasa, 7 Januari 2025, api berkobar hebat, melahap puluhan ribu hektar tanah dan belasan ribu bangunan.

Sampai hari ini, 14 Januari 2025, tercatat 24 korban jiwa. Miris, ya? Tapi, di tengah tragedi ini, banyak yang mengaitkan peristiwa ini dengan Surat Al Baqarah ayat 266. Kamu sudah tahu belum maknanya?

Bencana ini membawa dampak luar biasa. Angin kering Santa Ana disebut sebagai pemicu utama kebakaran. Banyak rumah artis terkenal seperti Paris Hilton dan Mandy Moore hangus.

BACA JUGA: TAP-TAP Layar HP Cair Saldo DANA Rp 162.000 Gratis Langsung Cair ke E-Wallet

Kehilangan besar ini membuat kita bertanya, apakah ini sebuah teguran? Apalagi, Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat, sempat melontarkan pernyataan kontroversial tentang Timur Tengah.

Kalimat seperti “all hell will break out” dan ancaman menjadikan Gaza sebagai neraka membuat publik berspekulasi tentang karma yang terjadi di Los Angeles.

Berikut ini arti dari surat Al Baqarah ayat 266 dikutip dari postingan TikTok @masjulian.1071.

Surat Al Baqarah Ayat 266, Artinya:

“Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya.”

Demikianlah ulasan berisi informasi kebakaran di Los Angeles hingga surat Al Baqarah ayat 266 yang kini tengah trending.

BACA JUGA: Cukup LOGIN Hasilkan Saldo Rp 300.000 per Hari Melalui Aplikasi Penghasil Uang 2025

Renungan untuk Kita Semua

Kamu tahu nggak? Dari sini kita belajar bahwa tragedi seperti ini adalah waktu yang tepat untuk introspeksi. Kita diajak untuk lebih bijak dalam menggunakan nikmat Allah dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

Apakah kita sudah benar-benar memanfaatkan apa yang kita miliki untuk kebaikan? Atau justru kita terlalu sibuk mengejar dunia tanpa peduli pada sekitar?

Tinggalkan Balasan