JABAR EKSPRES – Alus distribusi kerap jadi biang kerok langka dan naiknya harga minyakita di Pasar Kota Bandung. Bahkan terdapat indikasi bahwa permainan ini sengaja dilakukan oleh para distributor penyedia barang tersebut.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin menyebut, pihaknya kini tengah mengatur mekanisme terkait alur distribusi minyakita.
Diakuinya, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pihak Direktorat Jendral (Dirjen) Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, terkait fasilitas alur distribusi yang nantinya akan diberikan langsung kepada para pedagang.
BACA JUGA: Akibat Permintaan Melonjak Saat Nataru, Minyakita Mulai Langka di Pasar Kota Bandung
“Rantai distribusi ini kemarin dibahas dengan PKTN, dari Kementerian Perdagangan. Kaitan dengan pengawasan pendistribusian minyak kita,” katanya, Kamis (9/1)
“Ini akan dilakukan monitoring. Kemudian dalam rangka menjaga stok, akan membuat kebijakan fasilitasi langsung dari distributor ke tingkat penghasil,” tambahnya
Disinggung soal kelangkaan minyakita di Pasar Kota Bandung, kata dia, sejatinya stok minyak subsidi pemerintah tersebut dalam kondisi aman. Namun memang terdapat kenaikan harga dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Ada kenaikan sih ya. Kalau langkahnya saya belum dapat informasi. Untuk stoknya masih ada. (Kenaikan) karena ada peringkatan kebutuhan pada saat Hari Besar Agamaan dan Nataru ya” ucapnya
Diakui Ronny, kenaikan harga minyakita mulai terjadi di minggu awal bulan Desember lalu. Harga perliternya sentuh Rp 16.750. Apabila merujuk pada data Bapanas, harga HET minyakita berada di angka Rp15.700 per liter.
Kenaikan kembali terjadi di minggu keempat bulan Desember lalu. Per liter minyak subsidi pemerintah tersebut naik menjadi Rp 17.766. Bahkan saat ini per liter minyakita berada di harga Rp 18.000 per liter.
Kendati demikian, dirinya mengklaim bahwa stok keberadaan minyak subsidi pemerintah tersebut dalam kondisi aman, “stok masih aman,” pungkasnya. (Dam)