Krisis Universitas Bandung: Mahasiswa Bersuara, Harapkan Mereda

Sejumlah mahasiswa Universitas Bandung menempelkan poster tuntutan kepada pihak kampus di sebuah karangan bunga di Kampus Utama Universitas Bandung, Jalan Muararajeun, Kota Bandung, Senin (6/1). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Sejumlah mahasiswa Universitas Bandung menempelkan poster tuntutan kepada pihak kampus di sebuah karangan bunga di Kampus Utama Universitas Bandung, Jalan Muararajeun, Kota Bandung, Senin (6/1). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

NANDA, bukan nama sebenarnya, seorang mahasiswa D-3 semester 5 Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK), mengungkapkan betapa terganggunya proses perkuliahan.

Dari 10 mata kuliah yang dijadwalkan, sebagian besar belum berjalan karena banyak dosen berhenti mengajar akibat tak digaji selama lebih dari enam bulan. “Misalnya, mata kuliah Metode Penelitian, itu belum ada pertemuan penuh,” kata Nanda.

Sejak awal semester pada Oktober 2024, Nanda hanya mengikuti dua kali pertemuan. Selebihnya, dosen hanya memberikan tugas dan absensi online. Padahal, semester ini krusial karena memuat banyak mata kuliah berbasis praktik yang penting untuk menunjang kompetensi kerja.

Baca Juga:Krisis Universitas Bandung: Audiensi Mandek hingga Gaji TertunggakPT Yode Pratama Mandiri Dinilai Ingkar Janji Atasi Banjir yang Diduga Akibat Pembangunan Perumahan, Warga Dirugikan!

Dirinya menyebut sekitar tiga hingga empat mata kuliah penting yang terganggu. Mata kuliah itu menurutnya sangat penting untuk persiapan bekerja nanti.

Jadwal Ujian Tengah Semester (UTS) yang semula direncanakan berlangsung Desember 2024 juga molor. “UTS baru akan digelar Januari 2025, itupun masih belum pasti,” kata Nanda.

Ia juga mengkhawatirkan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di rumah sakit yang seharusnya berlangsung di akhir semester. Jika situasi tak kunjung membaik, jadwal PKL pun terancam molor.

Ikut Menyuarakan Hak Dosen

Sementara mahasiswa lainnya di jurusan D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK), Taufan, mengungkapkan bahwa meskipun beberapa dosen masih berusaha mengajar dengan cara daring, perkuliahan tersebut jauh dari optimal.

0 Komentar