Bachril mengungkapkan bahwa Pemkab Bogor telah melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan inflasi, salah satunya dengan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) lebih dari 37 kali di berbagai kecamatan sepanjang tahun 2024.
GPM ini telah menghasilkan omzet hingga Rp3,8 miliar dan memberikan subsidi distribusi pangan dari Pemkab Bogor sebesar Rp2.000 per kilogram.
“GPM tidak hanya bertujuan mengendalikan inflasi, tetapi juga membantu masyarakat memperoleh kebutuhan sehari-hari dengan harga lebih terjangkau,” ujarnya.
BACA JUGA: Kembali ke Persib, Zalnando: PSIS Lebih dari Sekadar Tim!
Selain itu, Bachril meluncurkan Program Saung Inflasi, yang menyediakan harga bahan pokok lebih murah daripada harga pasar melalui sejumlah kios pangan yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Bogor.
“Saung Inflasi adalah wujud kepedulian kita bersama untuk menjaga inflasi,” katanya.
Program ini menggabungkan dua pendekatan untuk mempertahankan angka inflasi yang stabil, yakni operasional kios pangan dan urban farming, yang melibatkan kegiatan bercocok tanam serta beternak di perkotaan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan bahan lainnya.
BACA JUGA: Antisipasi Banjir di Malam Tahun Baru, BPBD Jaktim Terjunkan 45 Personel
Pengendalian inflasi juga dilakukan melalui Gerakan Tanam Padi yang dilaksanakan di lahan sawah milik Kelompok Tani Janada, Desa Jagabaya, Parungpanjang.
Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan serta mengoptimalkan pengendalian inflasi.
Penanaman padi jenis Impari dilakukan di lahan seluas dua hektare, dengan proyeksi hasil panen mencapai 6,5 ton per hektare.