JABAR EKSPRES – Anggota Komisi II DPRD Jabar Arief Maoshul Affandy mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar untuk meningkatkan ekosistem pertanian di Jabar. Yakni dengan menjaga lahan-lahan pertanian yang kian tergerus, dan regenerasi petani.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menguraikan, populasi penduduk di Jabar terus tumbuh. Namun di sisi lain, lahan pertanian kian menyusut. “Lahan menyempit, misal keluarga petani lahir lahan dijual atau berganti jadi rumah,” katanya.
Lahan pertanian itu juga kian berkurang dengan berbagai pembangunan. Termasuk di dalamnya pembangunan kawasan permukiman penduduk.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, luas panen pada 2023 juga menurun di banding 2022. Tercatat masih ada 1,66 juta hektar luas pertanian pada 2022. Namun di 2023 tinggal 1,58 juta hektar.
Produksi padi di Jabar juga tercatat menurun. Di 2022 ada sekitar 9,43 juta ton GKG. Sementara di 2023 tercatat hanya 9,14 juta ton GKG.
Kondisi itu tentu kian memprihatinkan. Masalah lain yang perlu di antisipasi adalah regenerasi petani. Saat ini generasi muda kian kurang berminat untuk menjadi petani.
Berdasarkan data sensus pertanian yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, tercatat bahwa komposisi petani menurut sebaran usianya di Jabar masih didominasi oleh kelompok usia generasi X dan baby boomer. BPS mencatat petani usia generasi x mencapai 42,52 persen, kemudian usia generasi baby boomer ada di angka 32,43 persen. Sementara untuk petani usia generasi milenial hanya di angka 20,67 persen.
Berkaitan dengan berbagai masalah itu, Arief mendorong agar Pemprov Jabar melalui dinas terkait untuk lebih gencar berinovasi. Kaitannya untuk meningkatkan produksi pertanian di tengah menyusutnya lahan. “Jadi perlu dikembangkan berbagai terobosan baru, agar produksi tetap terjaga,” paparnya.
Pekerjaan rumah lain yang perlu dilakukan adalah terkait regenerasi. “Sosialisasi agar millenial berminat jadi petani juga perlu ditingkatkan,” paparnya.(son)