JABAR EKSPRES – Anggota Komisi V DPRD Jabar Zaini Shofari mendorong Dinas Kesehatan Jabar bisa lebih inovatif dalam menanggulangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Itu untuk menekan lonjakan kasus yang terjadi tahunan itu.
Zaini menuturkan, DBD merupakan penyakit yang biasanya terjadi hampir tiap tahun. Mestinya langkah antisipatif maupun penanganannya juga harus lebih kreatif.
Karena kejadiannya telah berulang dan berpeluang terjadi di tiap tahun. “Biasanya kan terjadi ketika musim hujan,” jelasnya.
BACA JUGA: Jelang Nataru, Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 20 Persen
Jika kasus terus berulang dan tidak ada penurunan maka strateginya perlu dievaluasi. Biasa jadi ada yang tidak efisien atau tidak tepat sasaran.
Penanganan DBD tentu tidak cukup pencegahan melalui sosialisasi saja. Teknologi telah berkembang, dan invasi juga harus ditingkatkan.
Beberapa teknologi dan inovasi harus dikembangkan guna menuntaskan masalah kesehatan itu. Misal inovasi nyamuk wolbachia, itu juga harus dievaluasi berkala. Jika baik maka harus digenjot implementasinya. Jika tidak, maka inovasi baru perlu diciptakan.
BACA JUGA: Sektor Pariwisata Kabupaten Ciamis Tunjukkan Kemajuan Pesat
Begitu juga kegiatan yang bertema edukasi. Mestinya edukasi juga dievaluasi. “Karena jika kasus terus terjadi maka ada yang tidak efektif,” bebernya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar mencatat bahwa hingga 4 November 2024, kasus DBD telah tembus 53.361 kasus. Itu juga telah menyebabkan kematian dengan angka 304 orang.
Angka itu terbilang meroket. Karena pada 30 September 2024 kemarin, DBD ada di 50.482 kasus dengan angka kematian sebesar 292 orang.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Jabar, Rochady menyebut bahwa peningkatan kasus DBD ini terjadi di wilayah perkotaan dengan permukiman padat penduduk. “Seperti di Kota Bandung, berdasarkan laporan saat ini mencapai 7.146. Lalu Kota Depok 4.473 kasus, dan Kota Bekasi 3.986 kasus,” terangnya.(son)