JABAR EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, melakukan mitigasi serta kesiapsiagaan jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, jelang libur Nataru pihaknya telah melakukan berbagai kesiapsiagaan bencana.
“Kami BPBD Kabupaten Sumedang sudah melakukan berbagai upaya, terutama sosialisasi dari awal untuk kehati-hatian di tempat-tempat atau titik-titik tertentu,” katanya kepada Jabar Ekspres, Selasa (17/12).
Menurut Atang, di wilayah Kabupaten Sumedang banyak titik yang dinilai rawan, yang bisa mengancam keselamatan warga dan wisatawan pada libur Nataru ini.
“Seperti di Cadas Pangeran, tolong berhati-hati. Jadi walaupun di atasnya sudah kita amankan, batu atau pohon tua sudah kita tehang, tapi tetap rawan karena tebing,” ujarnya.
BACA JUGA: BPR Kencana Kota Cimahi Dilikuidasi, LPS Siapkan Dana Simpanan Nasabah
Potensi pohon tumbang di Jalan Cadas Pangeran masih dinilai rawan terjadi, bahkan pergerakan tanah alias longsor pun tergolong cukup mengancam masyarakat.
Selain sepanjang Jalan Cadas Pangeran, Atang mengungkapkan, kerawanan pohong tumbang juga menghantui warga atau pengendara di area Cigendel.
“Termasuk Cigendel, dari Cigendel sampai Cadas Pangeran masih banyak pohon bambu (berpotensi tumbang) yang kami akui, belum kami tuntaskan sepenuhnya” ungkap Kalak BPBD Sumedang.
“Tebing itu termasuk kategori rawan (bencana), apalagi kondisi sekarang sedang musim ekstrem,” tambahnya.
Atang menyampaikan, guna memberikan rasa aman dan nyaman baik bagi warga Sumedang, maupun wisatawan luar daerah yang hendak menghabiskan libur Nataru, pihaknya bersama usur terkait melakukan penghitungan pohon rawan tumhang.
BACA JUGA: Link Download Kata Sambutan Natal BPMJ 2024 Singkat Penuh Makna, Di Sini
Penghitungan tersebut, dilakukan di titik Cigendel hingga sepanjang Jalan Cadas Pangeran. Pohon-pohon yang berusia tua, kemudian pohon yang dinilai rawan tumbang baik faktor angin atau oleh hujan, akan dilakukan penebangan.
“Kami BPBD (bersama) Perhutani, PU Nasional, PU Provinsi, Balai Besar Nasional, kemudian PLN dan semua (unsur lainnya) terlibat dalam menghitung pohon yang membahayakan,” imbuh Atang.
“Setelah kami mendapatkan datanya, tidak akan dinanti-nanti lagi, sebelum Nataru ini kami akan segera selesaikan (penebangan),” pungkasnya. (Bas)