Cegah Putus Regenerasi, DPRD Dorong WBTb Masuk Kurikulum Pendidikan

JABAR EKSPRES – Jawa Barat kaya dengan budaya. Beberapa di antaranya juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Ketua DPRD Jawa Barat Buky Wibawa mendorong, WBTb itu bisa masuk kurikulum pendidikan. Itu juga sebagai upaya regenerasi dan pelestarian budaya.

Data Kemendikbud di periode sebelumnya mencatat bahwa ada 120 yang tercatat sebagai WBTb. Di antaranya, Kuda Renggong, Tari Topeng Cirebon, Ronggeng Gunung, Angklung, Iket Sunda, Sintren, hingga Wajit Cililin.

Pada akhir Februari 2024 lalu, Pemprov juga meresmikan lagi WBTb. Total ada 36 karya budaya. Mulai dari Arsitektur Rumah Tinggal Masyarakat Kampung Naga, Batik Ciwaringin, Hajat Bumi Cariu, hingga Tutug Oncom.

BACA JUGA:Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pemkab Bandung Siapkan Rekrutmen Pegawai

Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa berpendapat, WBTb saat ini menghadapi tantangan serius. Yakni kepunahan karena faktor kurangnya regenerasi. Karena itu butuh langkah serius untuk menjaga dan melestarikan berbagai WBTb itu.

Salah satunya dengan masuk dalam kurikulum. Mulai dari tingkat sekolah dasar sampai SMA. “Kami sudah banyak membicarakan terkait WBTb masuk dalam kurikulum,” tuturnya.

Melalui kurikulum, sedikit banyak berbagai WBTb itu akan dikenalkan kepada generasi baru. Mereka akan ikut mempelajari bahkan sampai terbangun kecintaan sehingga ikut mengambil bagikan sebagai pelaku pelestarian budaya.

BACA JUGA:Hanya 1 Misi Klaim Reward Rp324.621 di Aplikasi Penghasil Uang Termudah 2024

Dengan dikenalkan sejak dini, maka WBTb itu tidak akan punah. “Ini juga langkah pelestarian,” bebernya.

Menurut Buky, WBTb perlu didaftarkan, didokumentasi hingga dicatat melalui berbagai sistem. Tujuannya agar berbagai karya budaya itu tidak hilang.

Tentunya, pelestarian budaya memang menjadi tantangan bersama. Pemerintah juga perlu hadir. Terutama perannya kepada para pelaku atau maestro kebudayaan. Tidak sedikit dari mereka sudah ada di usia lanjut. “Mereka sudah banyak yang sepuh. Kami khawatir tidak ada regenerasi atau upaya mewariskan ilmu ke generasi muda,” cetusnya.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan