BANDUNG – Publik bertanya-tanya, entah apa yang merasuki Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam menanggulangi banjir. Nyatanya, pemkot tetap ngotot membangun kolam retensi sebagai solusi mengatasi banjir di wilayah perkotaan.
Padahal, keberadaan kolam retensi dinilai kurang efektif yang selama ini dibangun. Sudah menghabiskan anggaran cukup besar namun hasilnya tak optimal. Tak main-main, jumlahnya mencapai puluhan miliar rupiah. Boro-boro sadar melakukan evaluasi, justru pemkot akan terus menambah proyek kolam retensi ke depan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A Koswara Hanafi mengatakan, kolam retensi terbukti mengurangi luas genangan air di beberapa kawasan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Efektivitasnya terasa, dari luas genangan pada 2022 ke 2023, ada pengurangan yang cukup signifikan. Ke depan, kolam retensi ini harus diperbanyak untuk menampung sementara debit air,” ujar Koswara saat diwawancara Jabar Ekspres di Savoy Homann Hotel, Selasa (3/12).
Koswara mengakui, pembangunan kolam retensi hanya salah satu bagian dari upaya pengendalian banjir. Ia menekankan, pentingnya pendekatan holistik, termasuk pengelolaan air di hulu.
“Di hulu harus dihijaukan. Saluran air perlu diperbaiki, termasuk melalui peran aktif petani untuk membuat jalur air yang lebih baik,” tandasnya.
Namun, efektivitas kolam retensi sebagai solusi utama justru menuai kritik. Warga, terutama di kawasan yang rawan banjir seperti Pasar Induk Gedebage dan Jalan Bypass Soekarno Hatta, mempertanyakan dampak nyata dari pembangunan tersebut.
Angga Permana (29), seorang warga Gedebage, mengungkapkan, kolam retensi yang ada saat ini hanya membantu mempercepat surutnya air banjir, tetapi tidak mampu mencegah banjir itu sendiri.
“Sebelumnya sudah ada kolam retensi, tapi banjir tetap terjadi. Sekarang mau dibangun lagi. Kalau ujung-ujungnya sama saja, kenapa harus dibikin lagi?” pertanyakan Angga melalui Jabar Ekspres, kemarin.
Diketahui sejak 2018, Pemkot Bandung telah membangun kolam retensi di Gedebage yang mampu menampung hingga 5.425 meter kubik air. Proyek ini menelan anggaran awal sebesar Rp 286,6 juta, yang kemudian membengkak hingga Rp 6,6 miliar pada tahap lelang tahun 2020. Berdasarkan data LPSE Kota Bandung, pemkot kembali menambah proyek kolam retensi di Gedebage pada 2024 tahun ini. Pagu anggaran proyek ini mencapai Rp 16,117,215,912. Adapun proyek tersebut mulai digarap pada 24 Juli 2024 dan ditarget tuntas hingga 13 September 2024.