4 Jenis Pengobatan Regenerasi Untuk Cedera Menurut Dokter, Ketahui Dulu Yuk!

JABAR EKSPRES – Cedera tubuh, baik yang disebabkan oleh aktivitas fisik, kecelakaan, atau penuaan, bisa sangat mengganggu kualitas hidup seseorang. Untungnya, seiring dengan kemajuan dunia medis, kini terdapat berbagai metode pengobatan regenerasi yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan jaringan tubuh yang rusak dengan cara yang lebih efektif dan minim resiko.

Sebagaimana dikutip dari website idibuntok.org, pengobatan regenerasi ini berfokus pada merangsang tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri, sehingga cedera dapat sembuh lebih cepat dan lebih optimal. Dalam artikel ini, akan mengulas empat jenis pengobatan regeneratif untuk cedera menurut dokter, Yuk, simak penjelasannya!

  1. Pengobatan Transplantasi Sel Punca Autologus

Metode transplantasi ini melibatkan penggunaan sel punca yang diambil dari tubuh pasien itu sendiri. Sel-sel tersebut kemudian dibekukan dan disimpan untuk digunakan di masa depan, terutama ketika sel punca alami pasien mengalami kerusakan.

Keuntungan dari metode transplantasi autologus adalah risiko penolakan sel punca oleh tubuh lebih rendah, sehingga kemungkinan efek samping juga lebih sedikit. Selain itu, proses pembentukan darah baru dapat berlangsung dengan lebih cepat.

Namun, meskipun demikian, sel kanker yang mungkin masih ada dalam tubuh pasien bisa ikut terbawa bersama sel punca yang diambil. Hal ini dapat meningkatkan risiko kegagalan transplantasi, karena sel punca tersebut bisa kembali menyerang tubuh pasien setelah dimasukkan.

Baca Juga: 4 Alat Kesehatan Modern yang Digunakan Dokter di Rumah Sakit, Yuk Ketahui Fungsinya!

 

  1. Transplantasi Sel Punca Alogenik

Pengobatan regeneratif untuk cedera menurut dokter berikutnya adalah metode transplantasi alogenik melibatkan penggunaan sel punca yang diambil dari pendonor, yang bisa berupa relawan atau bahkan kerabat pasien. Biasanya, prosedur ini diterapkan ketika transplantasi autologus tidak berhasil.

Salah satu keuntungan dari transplantasi alogenik adalah bahwa sel punca yang digunakan sudah dipastikan bebas dari kanker, karena diambil dari pendonor yang telah menjalani pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

Namun, meskipun menawarkan manfaat tersebut, transplantasi alogenik memiliki beberapa risiko, terutama terkait dengan kemungkinan efek samping yang lebih besar. Salah satunya adalah tubuh pasien yang dapat menolak sel punca dari donor, karena tubuh mungkin mengenali sel tersebut sebagai benda asing.

Tinggalkan Balasan