JABAR EKSPRES – Provinsi Jawa Barat (Jabar), hingga saat ini dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih masuk kedalam wilayah paling rawan terkena bencana hidrometeorologi basah saat puncak musim hujan berlangsung.
Bahkan berdasarkan laporannya, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebut wilayah Jabar kini telah berada diperingkat ke dua untuk kategori daerah paling rawan terkena bencana.
“Memang kalau kita lihat medan dan kontur nya banyak gunung. Sehingga Jawa Barat ini, potensi bencana hidrometeorologi basahnya dalam 10 tahun terkahir (hingga saat ini) berada di nomor 2 tertinggi,” ujarnya di Bandung, Jumat (29/11).
BACA JUGA: Tanpa Kumpulkan Poin, Daftar Langsung Cair Rp75 Ribu DANA Gratis
Agar potensi kerawanan ini dapat diminimalisir, Suharyanto mengaku, telah menginstruksikan seluruh BPBD termasuk di Jabar untuk bersiaga terhadap ancaman atau potensi bencana yang akan terjadi.
“(Bulan) November – Desember ini diprediksi BMKG akan terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Nah kita sudah prediksi, dan mungkin akan ada beberapa daerah yang terkena banjir,” ungkapnya.
Dengan adanya hal ini, Suharyanto menuturkan bahwa BNPB akan terus melakukan langkah agar dampak dari potensi atau ancaman bencana tersebut dapat diminimalisir.
“Kita tahu di beberapa titik di Jawa Barat ini sekarang sudah terjadi banjir seperti longsor di Sukabumi, Cianjur ada gerakan tanah, Karawang sudah ada banjir, dan yang paling besar ada di Kabupaten Bandung di Baleendah dan Dayeuhkolot. Jadi kita akan terus melakukan antisipasi dengan rapat koordinasi (rakor),” pungkasnya.
BACA JUGA: Mayat Pemuda Ditemukan Bersimbah Darah di Sebuah Rumah Daerah Bogor, Diduga Dibunuh Teman Sendiri
Sebelumnya, memasuki puncak musim hujan 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar mengaku telah melakukan pementasan untuk wilayah rawan bencana.
Pranata Humas Ahli BPBD Jabar Hadi Rahmat menyampaikan, dalam pemetaannya, kini ada beberapa wilayah yang masuk kedalam kategori rawan terkena bencana hidrometeorologi selama puncak musim hujan berlangsung.
“Seperti di (Jabar) selatan itu sering terjadi longsor, lalu di utara sering banjir dari tahun ke tahun. Tentu untuk pemetaan wilayah (rawan), sudah kita lakukan secara otomatis,” ujarnya saat dikonfirmasi Jabar Ekspres beberapa waktu lalu.(San)