Drainase tak Berjalan Optimal, Pemkot Bandung Dinilai Salah Langkah

JABAR EKSPRES – Carut marut sistem drainase di Kota Bandung jadi salah satu musabab awetnya permasalahan banjir di Kota Kembang. Pengamat Tata Ruang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Yudi Asep mengkritisi soal ragam inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung guna mengentaskan permasalahan ini.

Menurutnya, sangat sulit bagi Pemkot Bandung dalam hal menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Kembang. Hal ini berkenaan dengan lemahnya pengawasan, ditengah pembangunan yang masif dilakukan di Ibu Kota Jawa Barat tersebut.

“Ibaratkan manusia, harus sakit dulu baru diobati. Contohnya aja di wilayah timur Gedebage dan sekitarnya, kemajuannya terbilang pesat, ada PSN dan proyek strategis lain, belum lagi nanti BIUTR,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (25/11).

“Sebelum dilakukan pembangunan yang masif seperti sekarang ini, harusnya pemkot mampu menakar, apa dampak yang nantinya terjadi pada lingkungan dengan hadirnya proyek ini. Jadi jangan salah langkah, udah terbangun terus keluar masalah, baru sibuk menanggulangi,” tambahnya.

BACA JUGA: Jelang Pilkada, Pemkab Bogor Siagakan Tim Kesehatan Hingga Mobil Ambulans

Yudi mengungkapkan, kurangnya kematangan terkait pengelolaan tata ruang yang baik jadi penyebab masih awetnya banjir di Kota Bandung. Diakuinya, perkembangan pembangunan yang makin besar menyebabkan sistem drainase yang ada tidak berjalan maksimal.

“Ini kan bertolakbelakang. Masifnya pembangunan menyebabkan limpasan air yang pastinya makin besar. Sedangkan proyek drainase yang telah dirancang sebelumnya mengalami penyempitan. Faktornya, bisa sedimentasi tanah, sampah, dan efek pembangunan lain,” ucapnya

Dengan demikian, area resapan tak sebanding dengan landscape kota yang mengalami perkembangan secara signifikan.

“Jadi drainase yang ada ini gak sebanding dengan build up atau perkembangan kota yang areanya juga makin besar,” ungkapnya.

BACA JUGA: Kota Bandung Terus Dilanda Banjir, Dewan: Evaluasi Drainase Diperlukan

Maka dari itu, menurutnya penting tiap leading sector memiliki pemimpin yang memiliki kecintaan terhadap lingkungan tempat dimana ia tinggal, bukan hanya sebatas inovasi lewat kecerdasannya.

“Jadi penting punya pemimpin yang rasa memiliki daerahnya besar, tidak hanya sekedar kepintarannya saja,” bebernya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan