Akar Masalah Banjir Berulang, Bobroknya Sistem Drainase di Kota Bandung

“Alih fungsi lahan di kawasan hulu menyebabkan limpasan air yang semakin besar, yang akhirnya mengalir ke bawah dan memperburuk kondisi di Kota Bandung,” ujar Hannah.

Lebih jauh, Walhi juga mengusulkan agar Pemkot Bandung merancang sistem drainase berkelanjutan, yang lebih ramah lingkungan dan mampu mengatasi masalah banjir secara lebih efektif.

BACA JUGA: Tanpa Ribet Klaim Saldo DANA Rp 120.000 Gratis Tiap Hari, Buktikan Sendiri!

“Sistem drainase berkelanjutan ini dimulai dari pengelolaan air limpasan pada skala terkecil, seperti di setiap rumah tinggal (source control), kemudian berkembang ke skala kawasan dan kota (site control dan regional control),” katanya.

Menurut Hannah, dengan pengelolaan yang terintegrasi dan berkelanjutan, potensi bencana banjir bisa dikurangi, terutama di kawasan hulu. “Dengan pengelolaan yang baik, limpasan air yang terjadi di bagian hilir sudah bisa dikelola sebelumnya, sekaligus memperbanyak cadangan air tanah,” ungkapnya.

Namun, kondisi yang ada saat ini menunjukkan bahwa Kota Bandung masih mengandalkan sistem drainase konvensional yang hanya berfokus pada pembuangan air secara cepat ke saluran drainase. Sayangnya, saluran drainase yang ada tidak cukup besar untuk menampung debit air yang datang, sehingga banjir pun tak bisa dihindari saat hujan deras turun.

Dengan berbagai persoalan itu, Walhi Jabar mendesak pemerintah Kota Bandung untuk segera mengambil langkah serius dalam memperbaiki sistem drainase dan merencanakan pembangunan yang lebih ramah lingkungan, agar banjir yang kerap terjadi di kota ini bisa diminimalisir di masa depan.

“Sistem drainase yang ada saat ini jelas tidak memadai. Ketika hujan deras hanya dalam waktu satu atau dua jam, saluran drainase tidak mampu menampung debit air dan akhirnya melimpas ke jalan-jalan,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan