JABAR EKSPRES – Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, meninjau dampak banjir di beberapa wilayah, termasuk di Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Bojongsoang.
Dalam kesempatan tersebut, Bey menyampaikan perkembangan penanganan banjir yang terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi dan luapan Sungai Citarum.
Menurut Bey, evakuasi korban menjadi prioritas utama, dan sejauh ini hanya satu orang yang dilaporkan terbawa arus, tanpa ada korban meninggal dunia.
“Kami meminta kepada teman-teman BPBD, Dinsos, Basarnas, TNI, dan Polri agar yang pertama adalah evakuasi korban, itu utama,” ujarnya saat ditemui.
BACA JUGA: Pj Bupati Bogor: Kemendikdasmen Akan Jamin Perlindungan Guru
Bey menyampaikan, berdasarkan laporan, banjir telah berdampak pada delapan kecamatan dan 30 kelurahan serta desa, dengan lebih dari 2.000 rumah terdampak dan sekitar 12.000 kepala keluarga atau 30.000 jiwa terpengaruh.
“Kami minta kepada semua warga, terutama yang tinggal di daerah rawan banjir, agar tidak panik, tetapi tetap waspada dan hati-hati,” jelasnya.
Terkait distribusi bantuan, Bey menegaskan bahwa bantuan telah diberikan kepada para pengungsi, meskipun ada klaim yang menyebutkan sebaliknya.
“Tidak benar kalau disebutkan tidak ada bantuan. Bantuan telah diberikan kepada para pengungsi,” kata Bey.
BACA JUGA: Tutorial Cara Daftar FB Pro, Peluang Emas Dapat Uang Dari Facebook
Bey juga mengungkapkan bahwa masalah sampah yang dibuang sembarangan di sungai turut memperburuk kondisi banjir.
Menurut laporan badan sektor, ternyata memang sungai ini jadikan juga tempat pembuangan sampah oleh masyarakat.
“Dan itu semakin menjadikan banjir ini lebih tinggi lagi, karena alirannya tidak lancar jadi minta kepada warga, agar tidak buang sampah ke mana-mana terbuanglah sampah pada tempatnya. dan bahkan kalau bisa dipilah,” katanya.
Tak hanya masalah sampah, Bey juga mengingatkan bahwa perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem menjadi salah satu faktor peningkatan intensitas hujan dan banjir.
“Iya, sampah itu mendorong menjadikan luapan menjadi lebih tinggi lagi, karena alirannya tidak lancar itu, jadi ini karena intensitas tinggi pun citarum akan meluap karena memang kapasitasnya yang sangat tinggi sekali, kita tahu kenapa ya karena ada perubahan iklim dan sebagainya itu,” tutupnya.