JABAR EKSPRES – Bencana banjir melanda wilayah Desa Dayeuhkolot dan Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung dengan ketinggian air mulai 30 sampai sekira 60 sentimeter pada Kamis, 21 November 2024 malam.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, banjir yang menggenangi wilayah Kecamatan Dayeuhkolot itu, disebabkan karena luapan Sungai Citarum dan Sungai Cikapundung.
Ketika dikonfirmasi, Kapolsek Dayeuhkolot, Kompol Suyatno membenarkan, genangan air melanda wilayah hukumnya.
BACA JUGA: Rawan Terjadi Penyalahgunaan, Pemprov Jabar Tangguhkan Bantuan Keuangan Jelang Pilkada Serentak
“Dampak yang terkena (banjir) itu akses jalan,” katanya kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Jumat (22/11).
Diketahui, akses utama yang menghubungkan Kabupaten Bandung dengan Kota Bandung, yakni Jalan Raya Dayeuhkolot, terhambat akibat terendam banjir karena hujan deras. Sehingga, air dari Sungai Citarum meluap.
Adapun untuk kewilayahan yang mengalami genangan air tersebut, yakni 12 dusun di Desa Dayeuhkolot dan 7 dusun di Desa Citereup.
BACA JUGA: Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi Keluarkan Lava Pijar Setinggi 100 Meter
Sedangkan upaya mengatasi dampak bencana, pihak Polsek Dayeuhkolot bersama jajaran TNI, anggota BPBD Kabupaten Bandung serta tim gabungan diketahui telah melakukan monitoring, pendataan dan koordinasi.
Genangan air yang cukup tinggi antara 30 hingga 50 sentimeter menyebabkan beberapa kendaraan sulit melintasi terutama roda dua.
Dalam pantauan di lapangan terlihat beberapa kendaraan roda empat bisa melalui genangan banjir tersebut, namun kendaraan roda dua cenderung kebanyakan mogok saat melintas.
BACA JUGA: Kasus Dugaan Penipuan Bos Tekstil Masih Berlanjut, Saksi Ungkap Pemberian Cek Kosong Rp 100 Miliar
Melihat hal itu, beberapa pengendara pun mencari memilih untuk memutar arah atau mencari jalan alternatif yang khawatir dengan kondisi kendaraan mereka.
Suyatno menyampaikan, peristiwa banjir yang melanda wilayah Kecamatan Dayeuhkolot, setelah dilakukan pemeriksaan ke lokasi, genangan air tak meluas alias hanya menghambat akses jalan saja.
“Akses jalan dan gang yang terendam banjir, untuk rumah-rumah warga tidak ada yang terkena dampak ke dalam,” pungkasnya. (Bas)