JABAR EKSPRES – Ragnar Oratmangoen menjadi pemain Timnas Indonesia yang paling menyesali kekalahan telak empat gol tanpa balas dari Jepang.
Pasalnya di pertandingan tersebut, Ragnar memiliki satu peluang emas untuk mencetak gol. Namun gagal dieksekusi dengan baik.
“Tentu saja, saya seorang penyerang dan kami harus mencetak peluang yang kami dapatkan. Saya pikir pada pertandingan terakhir, saya mempunyai peluang yang sangat besar sehingga saya seharusnya bisa mencetak gol,” kata striker FCV Dender itu ketika ditemui awak media setelah pertandingan melawan Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa.
Hal sama juga terjadi saat Timnas Indonesia menghadapi Arab Saudi. Ragnar mendapat sejumlah peluang emas, namun gagal dikonversi menjadi sebuah gol.
Pemain berusia 26 tahun itu sadar betul bahwa dirinya belum memenuhi ekspektasi sebagai seorang penyerang tajam. Ia pun mengaku akan terus memperbaiki ketajamannya.
BACA JUGA: Ratusan Korban Tiktok Shop VIP Bukan Hanya dari Purbalingga, Tapi Juga Sampai ke Pemalang
Guna memperbaiki kekurangannya, Ragnar kerap menonton ulang pertandingan agar lebih baik di laga selanjutnya.
“Hari ini saya juga mendapat beberapa peluang yang sebenarnya bisa saya lakukan dengan lebih baik, tapi saya belajar,” katanya.
“Saya selalu menontonnya kembali dan berharap bisa mencetak gol di GBK pada pertandingan-pertandingan mendatang. Saya senang ada orang lain yang mengambil tindakan hari ini untuk mencetak gol bagi tim. Itulah yang membuat saya sangat senang,” tambah dia.
Ragnar juga menyinggung soal dua gol yang dicetak Marselino Ferdinan ke gawang Arab Saudi. Menurutnya, itu merupakan kualitas sebenarnya dari pemain muda 20 tahun tersebut.
Seperti diketahui, Marselino menjadi bintang kemenangan skuad garuda dengan bracenya ke gawang Arab Saudi yang baru mengganti pelatihnya ke Herve Renard dari Roberto Mancini.
BACA JUGA: KPK Sebut Sahbirin Noor Kehilangan Kesempatan Membela Diri jika Terus Mangkir
Ragnar turut andil dalam gol pertama Marselino ketika dirinya memberikan asis kepada pemain Oxford United tersebut yang melakukan pergerakan tanpa bola demi menciptakan ruang tembak.