JABAR EKSPRES — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengklaim bahwa genangan banjir cepat surut dan tidak berlangsung lama. Sejumlah langkah antisipasi diklaim sebagai jawaban permasalahan menahun itu.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara Hanafi, menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempercepat surutnya banjir adalah upaya pencegahan yang telah dilakukan sebelum musim hujan. Yakni melalui kegiatan mapag hujan.
Sampah-sampah itu, menurutnya, berpengaruh besar terhadap masalah banjir yang terjadi. “Kami sebelum musim hujan kemarin sudah melakukan kegiatan mapag hujan, jadi membersihkan seluruh got-got dan melibatkan seluruh stakeholder,” ungkap Koswara di Aula Pendopo Kota Bandung, belum lama ini.
Pemkot Bandung telah membersihkan saluran-saluran air di seluruh kota dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Koswara menambahkan, selama kegiatan pembersihan, ditemukan tumpukan sampah di hampir seluruh saluran air.
Dengan hasil mapag hujan tersebut, Pemkot Bandung menemukan isi di dalam got yang dilakukan pembersihan, hampir seluruhnya tumpukan sampah. “Isinya di dalam got itu sampah semua. Jadi sampah ini pengaruhnya ke banyak hal,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Penataan Ruang (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengungkapkan sejumlah titik rawan banjir kembali terpantau sejak hujan deras pada beberapa hari terakhir.
Berdasarkan laporan dari tim lapangan, beberapa daerah mengalami peningkatan intensitas genangan, meski upaya penanggulangan terus berjalan. Kawasan Cibaduyut, yang sebelumnya terdampak banjir cukup parah, kini menunjukkan sedikit pergeseran titik genangan.
“Banjir di Cibaduyut bergeser ke arah Mekarwangi, dan genangan juga masih terlihat dekat dengan kawasan Tol,” jelas Didi kepada wartawan di Balaikota Bandung, kemarin.
Selain itu, beberapa daerah seperti Gedebage, Andir, dan Citarip juga tercatat mengalami genangan banjir, meski dalam beberapa kasus, debit air lebih cepat surut dibandingkan minggu lalu. Banjir yang terjadi di Gedebage, misalnya, lebih cepat surut, meski ada jalur lambat Sorkarno-Hatta yang masih terendam.
Didi juga mengungkapkan, banjir di Citarip kali ini tergolong lebih parah, dengan adanya temuan benda besar seperti sofa yang diduga dibuang oleh pihak tertentu. “Di Citarip, ada temuan sofa yang cukup besar, yang sepertinya sengaja dibuang. Hal-hal seperti ini tentu saja menambah buruk situasi,” ungkapnya.